Liputan6.com, Jakarta- Tidur cukup di malam hari tak hanya bagus untuk kesehatan tapi juga membuat pernikahan bahagia. Itulah hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Family Psychology.
Tim peneliti dari Florida State University (FSU) merekrut 68 pasangan pengantin baru untuk menuliskan berapa lama mereka tidur setiap malamnya. Serta seberapa puas pasangan suami istri (pasutri) itu dengan pernikahannya. Peneliti juga menilai interaksi pasangan selama 7 hari berturut-turut.
Advertisement
Hasilnya, peneliti menemukan pasutri yang tidurnya lebih lama dari biasanya merasa puas dengan pernikahannya pada hari berikutnya.
"Kita semua tahu manusia perlu tidur. Terlepas dari di tahap mana pasangan berada dalam hubungan atau konteks budaya yang tertanam, setiap pasangan bisa dipengaruhi oleh tidak cukup tidur," kata penulis utama dan mahasiswa pascasarjana FSU Heather Maranges dalam sebuah pernyataan seperti dilansir MedicalDaily, Rabu (10/8/2016).
Kurang tidur memang bisa meningkatkan risiko berkembangnya masalah kesehatan fisik seperti tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2. Dan peneliti berteori kualitas tidur bisa mempengaruhi bagaimana pasutri merasakan pernikahannya.
Peneliti mencatat sebanyak sepertiga pasutri atau pasangan yang hidup bersama mengatakan masalah tidur menjadi beban hubungan mereka. Namun, pasangan yang tidurnya lebih lama dari rata-rata tak selalu puas dengan pernikahannya dibandingkan pasangan yang kurang tidur.
Hal tersebut menunjukkan bukan dari jumlah jam tidur pasangan tapi apakah pasutri bisa tidur lebih baik dari biasanya.