Liputan6.com, Jakarta Keadaan dan pasar saham yang tidak stabil di tahun 2016 berimbas pada keadaan ekonomi. Walau begitu, kondisi ini ternyata tidak memberikan efek yang signifikan pada harga emas. Sepanjang tahun 2016 harga emas dinilai stabil. Tak heran apabila komoditi ini pun banyak dipilih sebagai alat investasi jangka panjang.
Melansir lama Fortune, Rabu (10/8/2016) harga emas di bulan Februari 2016 mencapai level US$ 1.200 per ounce. Di bulan Agustus, harga emas naik ke angka US$ 1.347,2 per ounce. Hal ini membuktikan bahwa emas merupakan satu komoditi yang bisa dipertimbangkan untuk investasi.
Advertisement
Walau terkenal memiliki nilai yang stabil, emas pernah mengalami penurunan harga setelah mencapai level tertinggi di angka US$ 2000 per ounce di tahun 2011. Pada tahun 2011 hingga 2015 harga emas bertahan di garis lurus dan dalam nilai yang stabil di tengah krisis keuangan Eropa, ancaman terorisme ISIS hingga invasi Ukraina.
Lalu mengapa hal ini bisa terjadi?
Pengamat menilai bahwa sepanjang sejarah, emas merupakan pilihan komoditas investasi ketika banyak orang cemas akan inflasi. Emas juga merupakan komoditi yang dipilih orang untuk menyelamatkan aset mereka ketika ada resiko besar di dunia keuangan.
Beberapa investor bahkan sudah memutuskan untuk menyimpan asetnya dalam bentuk emas. Emas dinilai memiliki nilai lebih stabil dibanding komoditi investasi lainnya. Anda bisa memulai investasi emas dengan modal yang lebih kecil. Selain itu, emas juga lebih likuid. Hal ini berarti bahwa emas yang diinvestasi akan mudah digadaikan atau diperjualbelikan.