Liputan6.com, Jakarta- Difteri adalah infeksi bakteri serius yang mempengaruhi selaput lendir tenggorokan dan hidung. Meskipun menyebar dengan mudah dari satu orang ke orang lain, difteri dapat dicegah melalui penggunaan vaksin.
Pada beberapa orang, infeksi bakteri difteri menyebabkan sakit ringan, yang mana tidak disertai dengan tanda-tanda atau pun gejala yang jelas sebagai indikasi keberadaan penyakit tersebut dalam tubuh penderita.
Advertisement
Orang yang terinfeksi pada umumnya tidak menyadari dirinya tengah menderita infeksi bakteri serius tersebut. Bahkan, saat penderita sudah mulai merasakan ada perbedaan yang dirasakan dalam tubuhnya, penyakit pembawa virus difteri pastinya bukan yang pertama kali muncul di benak mereka.
Infeksi bakteri virus difteri tergolong sebagai penyakit yang membahayakan lantaran kerap kali berhasil menyebarkan infeksi dalam tubuh tanpa menimbulkan rasa sakit pada penderitanya.
Tanda-tanda difteri sering muncul dalam waktu dua sampai lima hari setelah infeksi terjadi. Beberapa orang tidak mengalami gejala apa pun, sementara yang lain memiliki gejala ringan yang mirip dengan flu biasa.
Gejala difteri dilansir dari laman situs Mayoclinic, Kamis (11/8/2016) yang paling terlihat dan umum antara lain:
- demam
- panas dingin
- pembengkakan kelenjar di leher
- batuk
- sakit tenggorokan
- kulit kebiruan
- drooling (berliur)
Gejala tambahan mungkin terjadi saat infeksi berlangsung, termasuk:
Baca Juga
- kesulitan bernapas atau menelan
- perubahan pandangan
- cadel
- tanda-tanda syok, seperti pucat dan tubuh dingin, berkeringat, dan detak jantung yang cepat