JK Pertanyakan Tingkat Kelistrikan Indonesia yang Masih Rendah

Jusuf Kalla mengatakan, saat ini kehidupan di dunia sangat membutuhkan listrik sebagai penunjang kegiatan manusia.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Agu 2016, 13:18 WIB
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla memberi sambutan pembuka The 4 Indonesia International Geothermal Convension and Exhibition 2016 di Jakarta, Rabu (10/8). Konferensi membahas peningkatan pemanfaatan panas bumi di Indonesia. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mempertanyakan tingkat kelistrikan Indonesia yang masih rendah. Padahal negara ini memiliki berbagai sumber energi, diantaranya Energi Baru Terbarukan (EBT).

Kalla mengatakan, saat ini kehidupan di dunia sangat membutuhkan listrik sebagai penunjang kegiatan manusia. Bahkan kebutuhan listrik dinilai sama pentingnya dengan bahan pokok.

"Apakah itu pada hari ini pekerjaan kita, di industri apapun tidak akan pernah lepas dari listrik. Kalau pulang kantor pasti cari colokan," ‎kata Kalla, dalam acara Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2016 di Jakarta, ‎Rabu (10/8/2016).

Dia menuturkan, Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber energi  ‎lengkap. Mulai dari energi fosil seperti gas, minyak dan batu bara. Adapula Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti panas bumi, air, angin dan sampah, untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional.

"Tidak banyak negara dunia yang punya sumber energi banyak seperti Indonesia," tutur dia.

Namun Kalla mempertanyakan, sebagai negara yang memiliki kelengkapan sumber energi untuk memenuhi kebutuhan listrik tingkat ‎kelistrikan, Indonesia masih termasuk rendah dibanding negara Asia Tenggara lain.

"Jadi apa yang salah sehingga tingkat elektrifikasi dan konsumi kita termsuk terendah di Asean?," tanya Kalla.

Menurut Kalla, untuk mendorong tingkat kelistrikan di Indonesia, harus ada penyelesaian masalah yang menghambat, seperti kebijakan. Selain itu juga harus ada perencanaan dan pelaksanaan yang baik.

"Pelajari kebijakan perencanaan dan kerja keras, sumbernya berbeda dengan negara lain, kita lengkap, tapi listriknya tidak lengkap,"‎ tutup Wapres.(Pew/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya