Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) mengakuisisi anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak pada pengembangan energi panas bumi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Dampak dari akuisisi ini tarif listrik akan turun.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basyir menjelaskan, dengan adanya kepemilikan PLN dalam PGE maka harga listrik yang dibeli PLN dari Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) milik PGE menjadi lebih murah.
Advertisement
"Karena margin-nya dengan PLN lebih rendah. Kan kami yang punya," kata Sofyan, di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (10/8/2016).
Menurut Sofyan, dengan lebih rendahnya harga listrik dari PLTP itu, akan terjadi penghematan dari sisi Biaya Pokok Produksi (BPP) yang berujung pada menurunnya tarif listrik.
"Kami mau kasih pada PLN lebih rendah, nanti tarif ke masyarakat lebih murah," ungkap Sofyan.
Sofyan melanjutkan, PLN ditugasi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno untuk mengakuisisi PGE. Penugasan tersebut diutarakan Rini sejak dua minggu lalu, setelah melakukan pertemuan dengan jajaran PLN, Pertamina dan PGE.
Sofyan menegaskan penugasan tersebut sudah pasti. Sesuai dengan arahan Rini, proses akuisisi harus dilakukan dengan cepat. Saat ditanya terkait dana yang dikeluarkan untuk akuisisi, Sofyan belum memberi jawaban.
Dalam akuisisi tersebut, PLN hanya mengambil 50 persen, sedangkan 50 persen lainnya tetap menjadi milik Pertamina sehingga PGE menjadi anak usaha gabungan antara PLN dan Pertamina.
Setelah memiliki PGE, PLN tidak hanya terlibat dalam kegiatan pengolahan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) saja, tetapi juga ikut dalam kegiatan pencarian sumber uap panas bumi baru.
"PGE, kan tadinya Pertamina yang punya terus dipotong kasih PLN. Ini barangnya satu. Akuisisi paling 50 persen," tutup Sofyan.