Liputan6.com, Malang - Sejumlah monumen kokoh berdiri di berbagai sudut Kota Malang, Jawa Timur. Beberapa di antaranya memiliki nilai sejarah tinggi, penanda bahwa di tempat itu pernah terjadi peristiwa besar saat masa revolusi fisik kolonial Belanda.
Ada tiga monumen yang masuk kategori penting, yakni Monumen Chairil Anwar, Monumen Tentara Genie Pelajar (TGP), dan Monumen Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP). Sayangnya, monumen-monumen itu terabaikan.
Baca Juga
Advertisement
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Malang Ida Made Ayu Wahyuni mengatakan, pengelolaan monumen saat ini ada di Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). Namun, ada wacana bakal dilimpahkan ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
"Sekarang ini ya masih di bawah DKP untuk pemeliharaan dan perawatannya. Belum diserahkan ke dinas saya," kata Ida di Malang, Jatim, Rabu (10/8/2016).
Karena itulah, selama ini monumen tersebut belum masuk ke dalam peta wisata di Kota Malang. "Belum ada kegiatan agenda khusus di monumen itu selama Agustus ini," ucap Ida.
Pemerhati cagar budaya Kota Malang Dwi Cahyono menilai, pemerintah kota kurang memperhatikan bangunan bersejarah di Kota Malang lantaran sekadar menonjolkan estetika kota.
"Selama ini monumen itu dibiarkan begitu saja, sekadar untuk estetika kota. Padahal di tempat monumen itu berada ada sejarah penting bangsa ini," ucap Dwi.
Berikut adalah tiga monumen yang masuk kategori penting di Kota Malang:
Monumen Chairil Anwar
Monumen Chairil Anwar
Monumen Chairil Anwar yang terletak di Jalan Basuki Rahmat sangat strategis lantaran berada di pusat kota. Monumen yang didirikan tahun 1995 ini adalah yang pertama di Indonesia untuk mengenang penyair angkatan 45 Chairil Anwar.
Di bawah patung sang penyair itu dimuat sajak "Aku" karya Chairil Anwar yang terkenal.
Ide pendirian monumen itu berasal dari tokoh–tokoh politik di Malang untuk mengenang karya sang penyair, sekaligus menggelorakan semangat juang pemuda saat itu. Di sekitar monumen ini dipenuhi tanaman rimbun.
Sayangnya tak banyak yang tahu detil monumen ini. Hanya sesekali komunitas seniman di Malang memilih lokasi itu untuk unjuk kreasi.
Monumen Tentara Genie Pelajar (TGP)
Monumen ini terletak di persimpangan Jalan Semeru dan Jalan Tangkuban Perahu, tepatnya di sebelah timur Stadion Gajayana Malang. Monumen Chairil Anwar didirikan pada 1989 untuk mengenang perjuangan satuan Tentara Genie Pelajar (TGP) Malang yang gugur saat Agresi Militer Belanda di Malang pada Juli 1947.
Monumen ini berbentuk patung dua sosok tentara muda yang mengangkat senjata dengan empat kaki pilar menopangnya. Dulu, di bawah pilar itu masih ada zona pejalan kaki yang mengelilinginya disertai tanaman cantik.
Sayangnya, zona yang juga berfungsi pembatas monumen itu kini telah dipangkas habis hingga persis di bawah pilar.
Pemangkasan itu sendiri dengan alasan mempermudah akses lalu lintas kendaraan di persimpangan jalan itu. Bahkan saat ini di pilar itu diikat tali pembatas sebagai larangan kendaraan putar balik.
Monumen Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP)
Berada di Jalan Pahlawan TRIP Kota Malang, monumen ini diresmikan oleh Presiden Sukarno pada 1959. Monumen ini didirikan untuk mengenang perjuangan para pelajar saat agresi militer Belanda pada Juli 1947. Saat itu, ada 35 anggota pasukan TRIP gugur di medan juang.
Jenazah para pejuang itu dimakamkan dalam satu kuburan massal. Nama–nama pelajar yang gugur juga terpahat jelas di kompleks yang dikelilingi oleh pagar ini. Beberapa meter dari monumen itu juga berdiri monumen berupa patung dua orang pelajar memanggul senjata.
Monumen Pahlawan TRIP realatif lebih terawat dan masih sering digunakan untuk upacara kebangsaan saat hari besar tertentu seperti hari pahlawan dan hari kemerdekaan 17 Agustus.
Advertisement