Liputan6.com, Jakarta - Mermaid in Love menjadi sinetron kedua SCTV yang berhasil tembus 100 episode di minggu pertama bulan Agustus 2016 atau tepatnya pada Senin (8/8/2016) kemarin. Mermaid in Love juga tercatat sebagai sinetron ketiga dari rumah produksi Mega Kreasi Films yang mencapai 100 episode setelah Rahasia Cinta dan Surga Yang Ke-2.
Sudah mengumpulkan 100 episode, lantas apa saja yang berhasil dicapai sinetron yang tayang sejak 2 Mei silam tersebut?
Sinetron remaja bergenre drama fantasi ini sudah jadi kesayangan pecinta sinetron dalam 3 bulan terakhir. Popularitas Mermaid in Love di kalangan penonton remaja bahkan bisa dibilang sejajar dengan Anak Jalanan. Ratingnya juga mengekor kedigdayaan sinetron yang sulit lengser dari posisi puncak sejak Oktober 2015 silam tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, Mermaid in Love melahirkan banyak bintang baru di kancah sinetron. Pasangan Angga Yunanda-Amanda Manopo meneruskan lahirnya couple on screen baru yang bisa jadi idola remaja setelah era Aliando-Prilly Latuconsina mulai surut di tahun 2016. Nama lain seperti Syifa Hadju, Bryan Andrew, dan Rebecca Klopper turut bersinar setelah tampil apik dengan karakter yang mereka mainkan.
Di dunia nyata, Mermaid in Love sukses membuat fenomena kostum renang mermaid atau putri ikan duyung jadi trend dari usia anak balita hingga orang dewasa. Di banyak online shop yang bertebaran di sosial media Instagram kini ramai dengan aneka jualan kostum renang model mermaid yang banyak dicari setelah tokoh Ariel (dimainkan Amanda Manopo) menjadi pusat perhatian.
Disisi lain, hadirnya Mermaid in Love juga memberi angin segar untuk tema sinetron yang beredar. Ditengah gempuran Anak Jalanan dengan aksi balapan motornya yang spektakuler, Mermaid in Love mampu mencuri popularitas dengan tema yang berbeda. Meski seperti mengulang trend cerita manusia jelmaan, namun Mermaid in Love lebih kental dengan nuansa remaja berbalut drama keluarga.
Pasangan artis yang juga suami istri, Ferry Maryadi-Deswita Maharani sukses menjadi scene stealer tiap kali adegan mereka muncul di layar pada waktu yang pas. Terakhir, Ferry yang memerankan karakter Om Charlie, ayah Sasha (Rebecca Klopper), dikisahkan menikahi Tante Iis (Deswita Maharani), mamanya Maia (Syifa Hadju). Menariknya, Sasha dan Maia saling bermusuhan.
Tema cerita yang ringan di Mermaid in Love sendiri memang cukup asyik ditonton. Tak heran, sinetron ini kemudian tak hanya jadi tontonan favorit remaja usia 13-17 tahun saja, tapi juga anak kecil bahkan hingga orang tua. Konfliknya tidak ribet dan tak bikin pusing. Disini, posisi Mermaid in Love sebagai tontonan keluarga sukses dijalankan.
Makanya, rasanya sedikit mengherankan ketika muncul protes dari ormas yang menganggap sinetron ini merusak moral para remaja. Toh, jika diperhatikan tak banyak adegan menyimpang yang muncul dari sinetron ini. Sepanjang 100 episode, cerita yang ditawarkan Mermaid in Love bisa dibilang sangat khas remaja di usianya dan masih aman dalam koridor awalnya.
Lagipula, penonton setia Mermaid in Love juga pecinta sinetron pastinya tahu betul, tayangan sinetron hanya sekedar tontonan yang harusnya cukup dinikmati. Jika akhirnya cerita melenceng, biasanya hal ini terjadi karena durasi tayangnya yang sudah cukup lama hingga membuat penulis skenarionya membuat cerita bercabang. Hasil akhir pun kemudian dikembalikan ke penonton. Masih akan setia menyaksikan, atau meninggalkannya dengan sinetron baru lainnya? (Puj/Gie)