Liputan6.com, Jakarta - Setiap musim liburan berakhir, sudah waktunya anak-anak kembali bersekolah. Saat ini, anak-anak di sekolah belum diberikan fokus terhadap pelajaran tertentu yang diminatinya. Penjurusan mata pelajaran baru dimulai sejak jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) ataupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Lantas, bagaimana jika anak-anak Anda memiliki bidang minat di luar pelajaran sekolah? Misalnya, kesenian, beladiri, atau bahkan entrepreneurship alias kewirausahaan. Salah satu jalannya tentu dengan membiarkan mereka mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah atau mengikuti les. Namun, tidak seluruh ilmu tersebut dapat diajarkan melalui kegiatan belajar formal.
Baca Juga
Advertisement
Managing Director dari situs pembanding produk keuangan paling populer di Indonesia HaloMoney.co.id, Jay Broekman, menyatakan anak memiliki hak untuk mengembangkan bakatnya di luar kegiatan formal seperti sekolah dan les. Untuk itu, orang tua atau wali anak mengemban tugas sebagai ‘guru’ yang perlu mengajarkan mereka.
“Salah satu pelajaran hidup yang jarang diajarkan secara formal di sekolah adalah ilmu bisnis atau kewirausahaan. Apakah anak memiliki bakat ini atau tidak, tentu tidak ada salahnya jika anak sudah memahami dasar konsep bisnis yang benar. Kelak, ilmu ini akan membantu dalam pengelolaan keuangan pribadi maupun terjun ke dalam dunia wirausaha,” kata Jay.
Ada 4 cara memberi pelajaran bisnis untuk anak yang bisa diterapkan oleh orang tua dan wali anak:
1. Ajari anak konsep menabung
Menabung merupakan konsep pengelolaan keuangan yang paling mendasar. Hal ini juga berlaku dalam prinsip berbisnis. Tabunglah uang sedikit demi sedikit hingga menjadi bukit.
Untuk membuat anak semangat menabung, mulailah dari menggunakan celengan. Coba pakai celengan dengan bentuk karakter film atau kartun favoritnya. Ajarkan untuk menyisihkan sedikit demi sedikit uang jajan yang ia peroleh, dan terangkan bahwa uang tabungan tersebut dapat digunakan untuk membeli sesuatu yang dia inginkan.
Main game
2. Dilibatkan dalam bisnis
Biarkan anak terlibat dalam bisnis yang Anda atau kenalan Anda geluti. Anak bisa diberikan peran-peran yang sederhana. Beritahukan apa kontribusi peran dia dalam bisnis, sehingga dia mulai memahami struktur organisasi dalam sebuah bisnis.
Contohnya, saudara Anda memiliki bisnis peternakan di desa. Sambil berkunjung ke tempatnya, Anda bisa meminta saudara Anda untuk membawa si anak melihat-lihat peternakan, kemudian bisa coba membantu untuk mengambil hasil ternak seperti memerah susu sapi. Ajarkan proses bisnis secara sederhana, seperti ke mana berikutnya susu yang ia perah tersebut dibawa hingga terjual ke konsumen.
3. Main game
Biarkan dia bermain game yang memiliki pelajaran keuangan dan bisnis yang cukup kental. Game merupakan sarana belajar yang sangat efektif untuk membantu perkembangan anak (dan termasuk orang dewasa juga).
Ada banyak game yang bersifat edukatif sekaligus menyenangkan untuk belajar bisnis, seperti Monopoli. Lakukan riset terhadap game yang cocok dimainkan untuk anak sekaligus memberikan pelajaran bisnis yang penting untuknya.
4. Bantu mulai bisnis
Bantulah dia memulai bisnisnya sendiri. Anak bisa diajarkan untuk mencoba model bisnis yang sangat sederhana. Misalnya, bagaimana dengan menjualkan cemilan sehat di sekolah? Berikan dia modal dan biarkan dia mencoba menjualnya kepada teman-teman di sekolah.
Pelajaran bisnis yang diberikan sejak dini akan membantu anak menjadi pribadi yang lebih disiplin keuangan. Ajarkan dengan bijak, maka pengalaman yang tidak diperoleh di sekolah ini akan menjadi bekal yang berguna untuk masa depannya nanti. (Ndw/Gdn)
Advertisement