Liputan6.com, Nusa Dua - Kementerian Luar Negeri menyoroti dampak terorisme beberapa tahun ini. Korban jiwa terorisme meningkat sejak 2013. Hal tersebut menjadi bukti nyata terorisme mengancam keamanan dan perdamaian dunia.
"Di tahun 2014, aksi terorisme telah memakan 32.000 korban jiwa atau meningkat 80 persen dari tahun sebelumnya," kata Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir dalam pembukaan 2nd Counter-Terrorism Financing (CTF) Summit di Nusa Dua Bali, Rabu 10 Agustus 2016.
Advertisement
Oleh karena itu, lanjut dia, terorisme harus dilawan secara terpadu. Dia menegaskan aksi teror harus segera dicegah dan dihentikan.
Pernyataan mantan Dubes RI untuk Mesir ini juga mengatakan semakin banyak masyarakat awam yang ikut gerakan terorisme baik di dalam maupun luar negeri. Jumlah masyarakat yang ikut kelompok terorisme menanjak setelah ISIS terbentuk.
"Meningkatnya aksi terorisme dan sebarannya juga makin meluas, ditandai dengan munculnya fenomena ISIS dalam beberapa tahun terakhir," ucap Fachir.
Bahkan dari data yang dipegangnya, ada puluhan ribu orang telah bergabung bersama kelompok radikal itu.
"Hingga saat ini sudah terdapat lebih 33.000 orang bergabung dengan ISIS yang berasal dari lebih dari 100 negara," ungkap Fachir.
2nd Counter-Terrorism Financing (CTF) Summit merupakan pertemuan yang terselenggara atas kerja sama Pemerintah Indonesia dan Australia.
Pertemuan ini untuk menyinergikan upaya pencegahan pendanaan terorisme di kawasan Asia Pasifik. Pertemuan tersebut diikuti oleh 35 negara dan 2 organisasi internasional termasuk perwakilan PBB.