Liputan6.com, Jakarta Seorang pemuda Virginia berusia 20 tahun tertangkap tangan nekat memanjat Trump Tower, yang terletak di tengah Kota Manhattan, Amerika Serikat. Menggunakan alat isap dan tali seadanya, ia memanjat dengan penuh percaya diri pada Rabu 10 Agustus 2016 waktu setempat.
Namun aksinya tak berlangsung lama, ia berhasil ditarik melalui jendela yang kacanya dipecahkan oleh polisi. Ia pun mengakhiri beberapa jam panjatnya hingga lantai 21, yang disaksikan jutaan orang di seluruh dunia melalui layar televisi.
Advertisement
Polisi New York yang dilengkapi dengan beberapa tali pengaman, menyambar si pria setelah ia mencapai jendela itu.
Sebelumnya, mereka sempat memberikan tangga untuk menghentikannya, tapi ia justru naik lebih tinggi. Karena itu, polisi terpaksa memecahkan jendela di atas rute panjat si pemuda, lalu memasang bantal raksasa di bawahnya khawatir ia jatuh dari markas Trump setinggi 58 lantai.
Menurut polisi, seperti dikutip dari USA Today, Kamis (11/8/2016), ia ingin mendaki ke puncak menara dan bertemu secara pribadi dengan salah satu calon Presiden AS, Donald Trump.
Kandidat presiden dari Partai Republik itu lantas merespons melalui Twitter, pada Rabu, dengan menyebut "Pekerjaan besar hari ini oleh NYPD dalam melindungi masyarakat dan menyelamatkan para pendaki."
Trump saat itu sedang tidak ada di tempat. Ia tengah tur kampanye presiden di Virginia.
"Orang ini melakukan aksi konyol dan berbahaya," ujar seorang eksekutif di Trump Organization, Michael Cohen, dalam sebuah pernyataan. "Saya 100 persen yakin NYPD melakukan yang terbaik."
Setelah hampir tiga jam mendaki, pria itu menolak semua upaya polisi menyelamatkannya. Sebab ia mendaki dengan alat seadanya, yang kurang mumpuni dan membahayakan.
Ia menggunakan alat isap yang dapat dibeli secara online, serta harness dan tali sederhana. Meski mampu melakukan manuver ke posisi yang tidak mudah dicapai oleh petugas.
Trump Tower terletak di Fifth Avenue, di area lalu lintas yang padat. Kerumunan pejalan kaki pun berhenti untuk menonton pendaki.
"Dia sangat berani," kata Mateo Daza dari Belgia. "Saya berharap ada sesuatu yang lebih politis di balik aksinya."
Sebelumnya, para pendaki yang memanjat bangunan lain di New York juga ditangkap. Mereka dikenakan tuduhan karena masuk tempat sembarangan dan tanpa izin.
Pendaki Diamankan
Setelah diamankan polisi, pendaki nekat itu dibawa tim darurat keluar dari Fifth Avenue menggunakan tandu.
"Dengan ambulans, ia dibawa ke Rumah Sakit Bellevue untuk evaluasi psikologis dan, kemudian, penangkapan," kata komandan NYPD Manhattan Selatan, Detektif William Aubry.
Selama konferensi pers di depan Trump Tower pada Rabu malam, komandan layanan darurat NYPD, Vincent Giordano, mengatakan pihak berwenang menerima panggilan pertama sekitar pukul 15.30. Awalnya dikira aksi bunuh diri.
Detektif Christopher Williams menuturkan, laki-laki itu memanjat gedung menggunakan alat isap yang dapat menyebabkan jendela bangunan retak.
"Ketika si pemuda muncul, aku mengulurkan tangan dan memegangnya lalu berkata: 'Ke mari dan aku membawanya ke dalam bangunan dengan bantuan rekan lainnya," kata Williams.
Sejauh ini identitas pemanjat belum dirilis, namun polisi mengatakan ia mengunggah sebuah video YouTube awal pekan ini, mengatakan dia berharap bisa bertemu Trump.
Polisi mengatakan ia tiba di New York pada Selasa 9 Agustus, dan tinggal di sebuah hotel lokal. Dia sebelumnya bepergian dengan nama lain, dan polisi sedang berusaha untuk mendapatkan identitas sebenarnya.