Insomnia dan Gangguan Tidur Tingkatkan Risiko Kena Stroke

Studi terbaru pun mengungkapkan orang yang memiliki masalah tidur, seperti insomnia bisa meningkatkan risiko terkena stroke.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 11 Agu 2016, 21:30 WIB
Kurang tidur akan membuat kita mengalami kesulitan dalam mengingat suatu hal, dan lebih sering untuk mengatakan sesuatu yang palsu.

Liputan6.com, New York- Gangguan tidur tidaklah menyenangkan. Studi terbaru pun mengungkapkan orang yang memiliki masalah tidur, seperti insomnia bisa meningkatkan risiko terkena stroke.

Dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Neurology menyebut orang yang alami gangguan tidur dan kesulitan bernapas saat tidur meningkatkan risiko terkena stroke. Selain itu, mereka yang terkena stroke dan sudah pulih cenderung kembali terkena stroke.

"Tidur memiliki fungsi restoratif untuk otak, sehingga pemulihan stroke amat terkait dengan tidur," kata penulis studi Dirk Hermann.

Risiko orang kena stroke meningkat tak cuma karena gangguan tidur, tapi juga tidur kurang dari enam jam setiap malam. Hal ini diungkapkan ahli tidur dari Ascension Borgess Sleep Disorders Center, Alice Doe.

"Kurang tidur terkait dengan risiko penyakit kardiovaskular, hal ini meningkatkan peradangan pada tubuh serta adanya resistensi insulin," kata Doe seperti dikutip laman Glamour, Kamis (11/8/2016).

Pada saat tidur, tubuh tidak hanya beristirahat tapi juga membersihkan racun di otak. "Jika tidur tidak cukup, otak tak punya banyak waktu untuk bersih-bersih dari racun. Lama kelamaan itu terakumulasi," kata Doe lagi.

Masih ada banyak efek buruk dari kurang tidur, seperti memori jadi lemak, konsentrasi berkurang, serta risiko terkena demensia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya