Liputan6.com, Surabaya - Seorang siswa SDN Sumberejo 2 Surabaya tiba-tiba menangis dipelukan Wali Kota Tri Rismaharini. Siswa tersebut memohon kepada wali kota yang akrab disapa Risma agar tetap berada di Surabaya dan tidak 'pergi' ke Jakarta.
Hal tersebut terjadi pada saat Wali Kota Perempuan Pertama di Surabaya ini blusukan di beberapa titik di Surabaya bersama para awak media yang biasa meliput di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya.
Risma berangkat dari rumah pribadinya di kawasan Wiyung dengan bus bersama para wartawan. Sepanjang perjalanan, wali kota sesekali memberi instruksi via handy talkie (HT) saat menjumpai hal-hal yang perlu dibenahi. Instruksi tersebut langsung direspon petugas di lapangan.
"Tadi saya lihat di bundaran Tandes dipakai parkir kendaraan secara sembarangan. Tolong itu diderek saja," tutur Risma via HT, Kamis (11/8/2016).
Bus terus bergerak ke arah Surabaya barat melewati ruas Jalan Sememi hingga akhirnya berhenti di Taman Cahaya di wilayah Pakal. Di lokasi tersebut, Risma menyoroti molornya pembangunan taman tersebut.
Sejumlah catatan pun disampaikan, di antaranya terkait fungsi lapangan yang seharusnya menyatu dengan Taman Cahaya. Termasuk, desain di beberapa titik yang menurut wali kota kurang sesuai. Hal ini langsung ditindaklanjuti petugas dinas kebersihan dan pertamanan (DKP).
Setelah Taman Cahaya, rombongan bergerak menuju Sumberejo. Di tengah jalan, Risma menyempatkan diri mengunjungi SDN Sumberejo 2. Mengetahui Risma memasuki halaman sekolah, ratusan siswa bersorak antusias menyambut wali kota peraih gelar doktor honorus causa dari ITS itu.
Di SDN Sumberejo 2, Risma mengecek kondisi kelas dan kamar mandi. Hal yang menarik perhatian Risma adalah terkait urinoir. Fasilitas yang disediakan di kamar mandi putra ini tampaknya jarang dipakai. Menurut dia, ada kemungkinan para siswa belum tahu cara menggunakan urinoir tersebut.
"Standar kamar mandi di sekolah-sekolah sekarang seperti itu. Ada urinoir-nya. Tapi, ini tadi saya cek kelihatannya jarang dipakai. Makanya, saya instruksikan kepada dinas pendidikan untuk memberi pemahaman kepada para siswa," kata Risma.
Di tengah kunjungan di SDN Sumberejo 2, ada kejadian menarik. Beberapa siswa menangis di pelukan Wali Kota Risma. Mereka memohon agar Risma tetap berada di Surabaya. "Ibu tolong jangan ke Jakarta," kata salah seorang siswa sambil berlinang air mata.
Risma pun terlihat berusaha menenangkan para siswa yang menangis itu. Di akhir kunjungannya di SDN Sumberejo 2, dia berpesan agar para siswa tidak gampang menyerah. "Kalian harus belajar yang rajin dan tidak boleh putus asa," ujar Risma.
Siswa SD Menangis, Minta Risma Tidak ke Jakarta
Linangan air mata siswa SD Surabaya menjadi saksi penolakan warga Surabaya terkait wacana Tri Rismaharini maju di Pilkada DKI Jakarta 2017.
diperbarui 11 Agu 2016, 19:09 WIBPenegasan Risma yang berulang-ulang akhirnya sedikit meredakan bagi Imel serta warga Kota Surabaya pada umumnya.
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Begini Cara Kecombrang dan Kunyit Membantu Turunkan Kolesterol
Mensos Gus Ipul Sebut Proses Rehabilitasi Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Sudah Berjalan
Impian dan Harapan untuk Timnas Indonesia: Menorehkan Kembali Sejarah Gemilang Lawan Jepang
Era Baru Transformasi Digital, BUMN Harus Bersahabat dengan AI
Potret 6 Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Bareng Pacar, Sosoknya Curi Perhatian
Cara Membuat Butter Cake Anti Gagal, Panduan Varian Lezat dengan Lemon, Tape hingga Pisang
Cara Buat SKCK di Polsek: Panduan Lengkap dan Praktis
Rugi Smartfren Telecom Bengkak hingga Rp 1 Triliun per September 2024
Teknologi Face Recognition di Stadion GBK: Akankah Antrean Suporter Memanjang Saat Laga Timnas Indonesia Vs Jepang?
Erick Thohir: Timnas Indonesia Berpeluang Akhiri Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Posisi 3-4 Grup C
Pengamat: Gaya Main Arab Saudi Tahan Australia Bisa Ditiru, Timnas Indonesia Punya Peluang Merangsek ke Atas
Timnas Indonesia Jadi Korban! Deretan Tambahan Waktu Gaib Picu Kontroversi di Kualifikasi Piala Dunia 2026