Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini dinilai jauh lebih baik jika dibandingkan negara-negara kepulauan lain di dunia. Pada kuartal II 2016, ekonomi Indonesia mampu tumbuh sebesar 5,18 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen ini merupakan sebuah prestasi. Pasalnya, negara kepulauan lain seperti Brasil, ekonominya tumbuh negatif.
"Kalau kita bandingkan negara kepulauan di dunia, seperti Brasil dan Rusia, mereka masih negatif. Kita masih tumbuh di atas 5 persen, ini adalah prestasi," ujar dia di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (12/8/2016).
Agus menjelaskan motor utama pertumbuhan ekonomi nasional masih didominasi oleh Pulau Jawa dan Sumatera. Sementara wilayah Kalimantan dan Indonesia bagian timur masih mengalami perlambatan.
"Indonesia di kuartal II bisa tumbuh 5,18 persen dibandingkan kuartal lalu 4,91 persen. Kita menyimak sumber pertumbuhan yang ada di Indonesia motor utamanya adalah Sumatera dan Jawa. Kita masih melihat ada pertumbuhan agak lambat di Kalimantan dan kawasan timur," kata dia.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Agus, pertumbuhan di Sumatera didorong oleh sektor pertanian. Sementara di Jawa didorong oleh sektor keuangan dan infrastruktur. Adapun perlambatan yang terjadi di Kalimantan disebabkan oleh harga komoditas di pasar global yang belum membaik.
"Di Sumatera termasuk Kepulauan Riau dan Pulau Jawa pertumbuhannya cukup kuat. Ekonomi Sumatera dibantu pertanian lebih baik dan juga pembangunan. Di Jawa financial sector dan pembangunan," tandas dia.
Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II 2016 mencapai 5,18 persen (year on year). Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi di kuartal I tahun ini sebesar 4,92 persen.
Sementara secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,04 persen pada semester I. Dengan nilai produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp 2.352,2 triliun atas dasar harga konstan (ADHK) dan Rp 3.086,6 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB).
Kepala BPS Suryamin menuturkan, pertumbuhan ekonomi di kuartal II masih dipengaruhi berbagai kondisi di pasar global dan lokal. Seperti harga komoditas di pasar internasional yang mulai meningkat. "Harga berbagai komoditas pasar internasional tren meningkat seperti kopi, kedelai dan minyak," ujar dia di kantornya, Jumat (5/8/2016).
Sementara pertumbuhan ekonomi di beberapa negara yang selama ini menjadi mitra dagang Indonesia masih bervariasi. Seperti ekonomi AS yang melambat dari 1,6 persen menjadi 1,2 persen.
Kemudian ekonomi Tiongkok yang stagnan di 6,7 persen. Pertumbuhan ekonomi Singapura yang menguat dari 2,1 persen menjadi 2,2 persen. Demikian pula ekonomi Korea Selatan yang naik dari 2,8 persen menjadi 3,1 persen.
Sementara di dalam negeri, tutur Suryamin, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi harga komoditas non-migas di pasar internasional yang secara umum meningkat. (Dny/Gdn)