Pedagang Pikir-Pikir Menjual Daging Kerbau

Pemerintah memutuskan untuk mengimpor daging kerbau guna menurunkan harga di dalam negeri.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 12 Agu 2016, 11:36 WIB
Pedagang memotong daging sapi yang dijualnya di Pasar Senen, Jakarta, Jumat (5/8). Pemerintah mencabut ketentuan kewajiban importir daging untuk menyerap daging lokal sebanyak tiga persen dari total kuota impor yang diperoleh. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah segera membanjiri pasar dengan daging kerbau impor dari India dalam waktu dekat. Hal tersebut dilakukan untuk menurunkan harga daging sapi yang meroket di pasaran. Di sisi lain, keberadaan daging kerbau sebagai ekstensifikasi pasokan pangan masyarakat.

Namun begitu, pedagang sendiri masih menimbang untuk menjual daging kerbau itu. Pasalnya, selama ini pedagang belum pernah menjual daging kerbau.

Salah satu pedagang di Pasar Kebayoran Lama Hadibowo (50) mengatakan, akan mempertimbangkan daya beli masyarakat serta harga jual daging kerbau itu sendiri.

"Ya itu semua masalah harga. Apalagi yang beli masyarakat menengah bawah," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Pasar Kebayoran Lama Jakarta, Jumat (12/8/2016).

Dia mengatakan harga daging sapi masih tinggi berkisar Rp 120 ribu per kg. Di tingkat pemotongan harga daging karkas telah menyentuh Rp 91 ribu per kg.

Hadi mengatakan, supaya daging kerbau laku di pasaran, harga jualnya mesti memiliki selisih jauh. "Selisihnya mesti jauh," ungkap dia.

Dia mengatakan, dari sisi kualitas daging kerbau berbeda jauh dari daging sapi. Itu juga menjadi bahan pertimbangan pedagang untuk menjual daging kerbau. "Kalau daging kerbau seratnya lebih kasar. Alot juga dagingnya," jelas Hadi.

Dia menuturkan, hingga saat ini belum ada daging kerbau yang dijual di pasaran. "Enggak ada (daging kerbau). Daging kerbau dari India enggak ada. Pasaran enggak ada," tutup dia. (Amd/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya