Liputan6.com, Makassar - Sosok Adnan Achmad, tersangka penganiayaan guru arsitektur SMKN 2 Makassar, mengundang tanya. Sebagian warga mengenalnya sebagai konsultan bangunan, sebagian lain menyebutnya bekerja sebagai wartawan di sebuah tabloid bulanan.
Liputan6.com menelusuri kediaman Adnan di daerah Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan. Menurut Munir, tetangga sebelah rumah Adnan, lelaki itu diketahuinya baik dan tak pernah memutuskan silaturahmi. Ia juga menilai Adnan merupakan keluarga baik-baik dengan gaya hidup sederhana.
Munir menuturkan, dengan keahlian gambar yang dimilikinya, Adnan sempat membantu warga untuk membuat gapura di kompleks tempat tinggalnya. "Dia itu insinyur dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dan saat ini sedang mengerjakan proyek besar milik keluarga Wapres, Jusuf Kalla yang bernama Aksa Mahmud di Kota Pare-Pare, Sulsel," kata Munir kepada Liputan6.com, Jumat (12/8/2016).
Tak hanya Munir, mantan Ketua RW di lingkungan itu, Sarif juga mengungkapkan hal yang sama. Menurut dia, Adnan sering mengizinkan warga untuk mengambil air dari sumur miliknya.
"Di lingkungan sini itu sangat kesulitan air, apalagi ketika musim kemarau. Nah hanya sumur di rumah Adnan yang tidak pernah kering," ujar Sarif.
Sarif mengaku heran dengan tuduhan penganiayaan yang menimpa Adnan dan anaknya MAS. "Insiden itu sebenarnya manusiawilah dan sifatnya refleks saja. Saya kira dalam melihat ini harus bijak dimana awal kejadian bermula dari perilaku mendidik guru yang juga keliru," ucap Sarif.
Sarif menuturkan Adnan memiliki tiga orang anak. MAS merupakan anak kedua Adnan yang juga menjadi almamater Adnan saat menimba ilmu arsitek. "Dia ingin anaknya itu meneruskan kariernya dalam dunia arsitek sehingga ia memilih menyekolahkan anak keduanya, MAS itu di SMKN 2 Makassar," kata Sarif.
Baca Juga
Advertisement
Berbeda dengan Munir dan Sarif, beberapa tetangga justru menyebut Adnan sebagai sosok arogan dan selalu merasa hebat karena berprofesi sebagai wartawan di sebuah tabloid. Tetangga itu juga mengaku Adnan selalu membela anaknya meski nakal.
"Jadi, kejadian saat ini merupakan karma. Coba saja tanya tetangga belakang rumahnya. Kemarin itu diajak berantem sama dia (Adnan) padahal persoalan anak saja," kata seorang ibu rumah tangga yang enggan disebut namanya.
Hal yang sama diungkapkan sekelompok ibu rumah tangga sekitar belakang rumah Adnan. Menurut mereka, apa yang menimpa keluarga Adnan saat ini merupakan sebuah pelajaran karena kearoganannya selama bertetangga di kompleks ia tinggal.
"Pokoknya asli pak, orangnya arogan sekali dan sudah beberapa tetangga diajaknya bertengkar hingga berujung pengancaman dibawakan massa lah atau apa saja. Dia selalu merasa hebat karena itu katanya wartawan yang bisa apa saja," tutur perempuan tetangga Adnan yang lain.
Nasib Siswa Penganiaya Guru
Nasib MAS (18), siswa SMKN 2 Makassar yang ditetapkan sebagai tersangka bersama bapaknya, Adnan Achmad dalam dugaan penganiayaan terhadap Dasrul (52) guru arsitek SMKN 2 Makassar bakal ditentukan pekan depan.
Kepala SMKN 2 Makassar, Chaidir Madja kepada Liputan6.com mengatakan, hingga saat ini pihak sekolah belum memutuskan apakah MAS akan dikeluarkan dari sekolah atau tetap lanjut menempuh pendidikan di SMKN 2 Makassar tersebut.
"Kita baru mau rapatkan nanti bersama guru-guru dan orangtua murid untuk itu. Yah pekan depanlah kita upayakan digelar rapat," kata Chaidir saat dihubungi via telepon.