Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membantah dirinya emosi saat Sandiaga Uno mengunjunginya di Balai Kota Jakarta.
Ahok mengakui jika dia dan calon gubernur dari Partai Gerindra itu membicarakan masalah SARA yang kerap mengemuka jelang Pilkada DKI Jakarta. Saat itu, kata Ahok, Sandiaga mengajaknya berkampanye damai dan santun. Padahal, menurut Ahok, yang tidak santun adalah oknum Gerindra yang menyebarkan isu SARA menyerang dirinya.
Advertisement
"Bukan marah. Dia (Sandi) cuma bilang mau ajak kampanye yang damai yang santun. Dia ngomong begitu, ya aku bilang di lapangan orang kamu (Gerindra) enggak santun. Mulai provokasi orang supaya enggak mengizinkan saya kalau datang ke suatu tempat," ujar Ahok di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (12/8/2016).
Menurut Ahok, salah satu tempat yang menjadi lokasi provokasi SARA menolak dirinya adalah Pasar Ikan. Ahok takut, daerah gusuran rawan menjadi lahan provokasi untuk menolak dirinya.
"Kan banyak sekali lokasi yang mau kita gusur, jangan provokasi kayak Pasar Ikan. Dulu kan Gerindra kasih tenda (di Pasar Ikan). Saya bilang saya sengaja enggak mau bongkar tenda supaya kamu kasih mi terus. Ternyata berhenti juga kan minya. Akhirnya orang Pasar Ikan tulis surat ke saya minta sheet pile," ucap Ahok.
Ahok pun menyebut tak pernah khawatir isu SARA dapat mempengaruhi suara di pilkada nanti.
"Saya bilang gerakan anti-saya berbau SARA. Terus dia bilang, 'enggak usah khawatir, Pak, SARA itu sudah enggak berpengaruh ke pilkada.' Saya bilang enggak pernah khawatir SARA pengaruhi pilkada, yang saya khawatir bangsa negara ini mau dibawa ke mana, udah 71 tahun merdeka masih SARA," tutur Ahok.
"Kalau Anda (Sandi) mau demokrasi santun, saya bilang cari dong, saya kan open data. Kamu cari kekurangan saya dan tawarkan ke masyarakat program kamu," Ahok menambahkan.
Mantan Bupati Belitung Timur itu pun mengatakan alasannya menolak tawaran Sandi lari bersama. "Tadi enggak (emosi). Aku tolak karena aku enggak biasa lari," pungkas Ahok.