Liputan6.com, Malino: Sesuai harapan semua kalangan, dua kelompok agama yang bertikai di Poso, Sulawesi Tengah, akhirnya bersepakat menghentikan konflik dan perselisihan yang telah berjalan selama tiga tahun. Keikhlasan untuk berdamai itu dituangkan dalam Deklarasi Malino untuk Poso yang ditandatangani pimpinan lapangan dan semua perwakilan kelompok yang menghadiri Pertemuan Malino di Malino, Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (20/12) sekitar pukul 15.15 WITA. Mereka menilai, konflik dan perselisihan hanya menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan berkepanjangan bagi rakyat di Kabupaten Poso dan Morowali.
Dalam pernyataannya, kedua panglima lapangan masing-masing kelompok menegaskan kesepakatan untuk damai dan akan disosialisasikan kepada setiap anggota kelompok. Selain menyepakati penghentian konflik, Deklarasi Malino antara lain juga menegaskan adanya sanksi terhadap pelanggar kesepakatan damai Malino. Bahkan, tercantum juga soal pengembalian seluruh pengungsi dari masing-masing kelompok, penghormatan terhadap syariat Islam dan Kristen. Selanjutnya, mereka diwajibkan untuk mendukung upaya pemerintah merehabilitasi sarana dan prasarana ekonomi yang sempat lumpuh plus menyetujui langkah penegakan hukum oleh aparat keamanan.
Bagi Tim Mediator yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Jusuf Kalla, kenyataan ini memang menggembirakan. Sebab sebelumnya sempat diragukan keberhasilan pertemuan tersebut. Untunglah pertemuan berjalan mulus, bahkan berakhir lebih cepat dari jadwal semula. Tak heran, apabila saat itu juga Jusuf menyatakan bahwa segala konflik yang pernah terjadi telah selesai. Menurut Jusuf, saat dipertemukan dalam acara penandatanganan Deklarasi Malino, kedua komandan lapangan kelompok yang bertikai saling memaafkan dan bertekad mematuhi deklarasi tersebut.(DEN/Bayu Sutiono dan Jopie Yakob)
Dalam pernyataannya, kedua panglima lapangan masing-masing kelompok menegaskan kesepakatan untuk damai dan akan disosialisasikan kepada setiap anggota kelompok. Selain menyepakati penghentian konflik, Deklarasi Malino antara lain juga menegaskan adanya sanksi terhadap pelanggar kesepakatan damai Malino. Bahkan, tercantum juga soal pengembalian seluruh pengungsi dari masing-masing kelompok, penghormatan terhadap syariat Islam dan Kristen. Selanjutnya, mereka diwajibkan untuk mendukung upaya pemerintah merehabilitasi sarana dan prasarana ekonomi yang sempat lumpuh plus menyetujui langkah penegakan hukum oleh aparat keamanan.
Bagi Tim Mediator yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Jusuf Kalla, kenyataan ini memang menggembirakan. Sebab sebelumnya sempat diragukan keberhasilan pertemuan tersebut. Untunglah pertemuan berjalan mulus, bahkan berakhir lebih cepat dari jadwal semula. Tak heran, apabila saat itu juga Jusuf menyatakan bahwa segala konflik yang pernah terjadi telah selesai. Menurut Jusuf, saat dipertemukan dalam acara penandatanganan Deklarasi Malino, kedua komandan lapangan kelompok yang bertikai saling memaafkan dan bertekad mematuhi deklarasi tersebut.(DEN/Bayu Sutiono dan Jopie Yakob)