Fokus Bisnis, Alan Budikusuma Tolak Tawaran Latih Kolombia

Alan mengaku telah menolak tawaran sebagai staf pengembangan dan pembinaan bulutangkis di Kolombia.

oleh Risa Kosasih diperbarui 13 Agu 2016, 08:50 WIB
Peraih emas bulutangkis Olimpiade 1992, Alan Budikusuma saat menghadiri perayaan HUT Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia ke-65 di Jakarta, Senin (9/5). HUT PBSI diikuti dengan pelepasan tim Thomas dan Uber Indonesia. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Legenda bulutangkis Indonesia Alan Budikusuma belum berminat untuk menjadi pelatih. Peraih emas Olimpiade 1992 Barcelona tersebut mengaku telah menolak tawaran sebagai staf pengembangan dan pembinaan bulutangkis di Kolombia.

Alan bersama istrinya, Susi Susanti, kini fokus dengan bisnis produksi raket dengan label Astec. Selain itu, Susi yang juga mantan atlet tunggal putri jebolan Pelatnas ditunjuk sebagai staf ahli di PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia).

"Pemerintah Kolombia melalui Menpora mereka menghubungi Kedubes Indonesia agar saya bergabung di bagian pengembangan olahraga mereka," kata Alan kepada Liputan6.com, pada Jumat (12/8/2016) malam di SCTV Tower, Senayan.

Pria 48 tahun tersebut sadar kalau Indonesia masih menjadi kekuatan bulutangkis dunia. Beberapa rekan Alan yang memutuskan untuk melatih di luar negeri adalah Tony Gunawan (tim Amerika Serikat), Hendrawan (tunggal putra Malaysia), hingga Reony Mainaky (Jepang).

"Tentu saya tidak bisa. Saya punya usaha dan anak-anak masih kecil. Padahal perwakilan Kolombia datang terus ke Kebubes, merayu saya," ucap Alan.

"Saya akui pelatih-pelatih asal Indonesia sangat dihormati karena mereka lebih disiplin dan bisa all out di dalam dan luar lapangan," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya