Liputan6.com, Semarang - Dipuja saat berjaya, dilupakan saat tak berdaya. Mungkin itulah yang menggambarkan nasib mantan atlet balap sepeda nasional Markus Tugiman.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Sabtu (13/8/2016), Markus dan keluarganya tinggal di rumah sederhana di Kampung Tanggung Rejo RT 1 RW 5, Tambakrejo, Semarang.
Advertisement
Siapa sangka, pada era 80-an Markus ternyata pernah merajai cabang olah raga balap sepeda. Namun prestasinya terus menurun. Kusta yang dideritanya sejak 16 tahun lalu juga mulai melemahkannya. Kondisi ini membuat Markus kini harus menghidupi keluarganya sebagai pemulung.
Pada masa jayanya, sederet prestasi gemilang pernah ia torehkan. Antara lain medali emas pada PON Jateng pada 1983, hingga meraih medali perunggu pada kejuaraan balap sepeda internasional Tour de Jawa pada 1984.
Melihat kondisi Markus, Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) Jawa Tengah mengajak komunitas pebalap sepeda khususnya untuk bersatu membantu.
"Kita perlu gotong royong, bahu membahu. Baik dari insan olah raga, pengurus sepeda, maupun atlet-atlet yang sekarang sukses harus bisa membantu," jelas Ketua Umum PB ISSI Jawa Tengah Dede Indra Permana.
Sudah sepatutnya perhatian pemerintah daerah maupun pusat memperhatikan nasib para atlet. Apalagi, mereka yang telah mengharumkan nama Indonesia di dunia.
Baca Juga
EVENT SPESIAL PESTA BEAT LIVE STREAMING 8 KOTA