Panas terik matahari dan debu yang berterbangan menjadi sahabat buat mereka para kuli panggul di Pelabuhan Sunda Kelapa yang mungkin sudah melekat puluhan tahun, Jakarta pada 9 agustus 2016. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Kekar memang jari mereka bak pepatah mengatakan otot kawat tulang besi seperti itulah mungkin julukan bagi mereka yang pantas, Jakarta pada 9 agustus 2016. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Para buruh panggul tersebut tak hanya mengangkut semen namun berbagai jenis barang yang akan di kirim melalui pelabuhan yang berada Jakarta Utara, Jakarta pada 9 agustus 2016. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Buruh harian dengan tingkat kesejahteraan yang minim ini mengaku menerima upah Rp 40.000-50.000 per hari tergantung banyaknya order memanggul, Jakarta pada 9 agustus 2016. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Tepat di depan setiap kapal terdapat truk-truk yang siap untuk dibongkar. Mereka bekerja mulai pukul 08:00-17:00, Jakarta pada 9 agustus 2016. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Pelabuhan Sunda Kelapa sudah ada sejak abad ke-16. Pelabuhan yang aktifitasnya tak pernah berhenti, dari sebuah pelabuhan kerajaan hingga kini menjadi pelabuhan angkutan barang yang menghidupi para buruh panggul, Jakarta (9/8) (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Bukan alasan kenapa mereka harus memilih pekerjan tersebut, namun yang mereka kenal hanya asap dapur yang harus tetap mengepul, Jakarta pada 9 agustus 2016. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Hingga kini mereka masih harus memangul. Dan pelabuhan peninggalan sejarah tersebut menjadi ladang pencaharian hingga terus menanti kapan nasib baik akan tiba, Jakarta pada 9 agustus 2016. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Buruh panggul bersiap dengan maskernya saat akan bekerja, Jakarta pada 9 Agustus 2016. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Buruh beristirahat sambil menikmati gorengan yang dijajakan di sekitar pelabuhan, Jakarta pada 9 Agustus 2016. (Liputan6.com/Angga Yuniar)