Penembakan Imam Masjid Queens New York Akibat Kampanye Trump?

Imam Besar New York Shamsi Ali mengutuk penembakan imam masjid Queens dan mengatakan insiden itu akibat dari kampanye Trump.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 14 Agu 2016, 15:30 WIB
Imam Besar New York, Shamsi Ali di Bandung (Kukuh Saokani/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bandung - Imam Maulama Akonjee dan jemaahnya, Thara Uddin, tewas saat berjalan di trotoar Queens, New York AS usai melaksanakan salat di Masjid Queens , Sabtu 13 Agustus sekitar pukul 13.55 waktu setempat. 

Kematiannya yang brutal itu membuat sejumlah kalangan mengutuk. Tak terkecuali Imam Besar New York, Shamsi Ali yang tengah berada di Bandung, Indonesia. 

Ia juga mengucapkan belasungkawa terutama kepada keluarga serta komunitas muslim yang ada di Amerika Serikat.

Shamsi yang merupakan warga Indonesia menuturkan aksi penembakan itu buntut dari retorika politik yang dilancarkan salah satu calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump.

"Itu bagian akibat retorika politik kebencian yang dijatuhkan Trump. Dan itu bukan pertama kali, sudah beberapa kali bahwa ada orang Islam ditembak gara-gara Trump.  Ini pelajaran penting bagi politikus Amerika Serikat untuk mengurangi retorika politik anti-Islam karena bagaimanapun ini menyebabkan kemarahan," katanya ditemui di Masjid Salman ITB, Jalan Ganeca, Kota Bandung, Minggu (14/8/2016).

Lebih lanjut, dirinya meminta agar para politisi Amerika Serikat mengurangi politik anti-Islam. Selain itu pemerintah AS harus memberikan jaminan keselamatan untuk kaum muslim.

"Saya kira pidato politik  anti-Islam yang menyebabkan orang AS marah. Saya meminta politik-politik di AS untuk menghentikan retorika anti-Islam. Saya kira AS sadar kalau mereka menjadi contoh dunia dalam kebebasan beragama sehingga retorika politik yang merusak citra mereka harus dikurangi," ucap dia.

"Untuk kasus ini hukum harus ditegakkan, pelaku harus ditangkap keadilan ditegakkan dan tentunya AS harus segera memberikan perlindungan kepada warga muslim di Amerika Serikat," tutur Shamsi. (Kukuh Saokani/Rie)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya