Liputan6.com, Jakarta Hingar bingar Pilkada DKI Jakarta hingga kini tidak pernah berhenti walaupun pelaksanaannya masih jauh yakni pada tahun 2017. Titik sentral hingar bingar biasanya seputar calon Gubernur DKI petahana Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok.
Sosok satu ini memang sering menjadi bahan pembahasan, pembicaraan bahkan bahan bully-an. Belum lama ini Ahok kembali menjadi topik pembicaraan panas terkait pernyataannya saat melakukan wawancara dengan wartawan yang diduga menjelekkan kota Surabaya. Pernyataannya tersebut sempat membuat Walikota Surabaya yang digadang-gadang akan menjadi lawan Ahok di pilkada nanti Tri Rismaharini 'mangkel' luarbiasa serta kejengkelan Ahok pada seorang oknum parpol yang menurutnya selalu menyudutkannya dengan menggunakan isu etnis.
Advertisement
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) melihat bahwa suatu kewajaran jika perihal seputa pilkada DKI Jakarta menjadi bahan pembicaraan yang panjang sebab, Jakarta adalah barometer Indonesia. Jakarta adalah titik sentral perhatia nasional da dunia.
"Karena Jakarta adalah barometer Indonesia, maka wajarlah rakyat ingin Jakarta dipimpin oleh sebaik-baiknya pemimpin. Saling silang pendapat soal parameter pemimpin yang baik adalah hak rakyat, itulah demokrasi," katanya usai menghadiri pelantikan pengurus Perwatt, di Mesjid Istiqlal Jakarta, Minggu ( 14/8 ).
Yang terpenting, lanjut Hidayat, pilkada ini jangan menjadi ajang cari musuh apalagi cari konflik. Tetapi mencari pemimpin Jakarta yang lebih baik dari yang sekarang. Untuk itu, rakyat terutama rakyat Jakarta harus hati-hati dalam memilih.
"Sebagai pimpinan MPR saya mengajak rakyat Jakarta dan rakyat di daerah lain terkait pilkada agar memikirkan kepentingan yang lebih luas. Jangan ada musuh-musuhan apalagi sampai terjadi konflik antar masyarakat. Jaga agar semua aman, pilihan boleh beda tapi satu yang harus sama yakni munculnya pemimpin yang mampu berkinerja baik," pungkasnya.
(*)