Cerita Tragis Tewasnya Pemuda Mojokerto Saat Main Gim Online

Setelah mengetahui Naufal sudah tidak bernyawa, penjaga rental warnet gim online itu langsung melaporkannya kepada ketua RT dan RW setempat.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 15 Agu 2016, 16:31 WIB
Ilustrasi Jenazah (iStockphoto)

Liputan6.com, Mojokerto - Seorang pemuda di Mojokerto, Jawa Timur, meninggal dunia saat tengah bermain gim. Naufal Hanifa Fadlurrahman yang masih berusia 18 tahun meninggal dengan posisi duduk di depan komputer yang masih menyala, menggunakan handset, dan matanya terbuka.

Apalagi Naufal baru saja diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang.

Putra pertama dari pasangan dokter Zulfakar dan Nurul Hidayati pemilik Rumah Sakit Mutiara Hati tersebut mendadak meninggal dunia saat bermain gim online di rental Jalan Mustika Bumi Sooko Permai (BSP) Mojokerto.

"Orang yang pertama kali mengetahui Naufal meninggal itu adalah penjaga rental warnet game online," kata humas Polres Mojokerto Iptu Suyoto saat berbincang dengan Liputan6.com di Mapolres Mojokerto, Jatim, Senin (15/8/2016).

"Naufal bermain game online di lantai dua rental warnet tersebut dan di samping Naufal juga ada seorang pemuda yang bernama Vio," sambung dia.

Dia menuturkan, menjelang waktu magrib, Vio pulang ke rumahnya meninggalkan Naufal. Karena itu, penjaga rental warnet naik ke lantai dua untuk menghidupkan lampu.

"Melihat Naufal cuma bermain seorang diri, penjaga rental warnet itu menemaninya bermain game online dan duduk di sebelah Naufal," tutur Suyoto.

Namun, lanjut dia, setelah kurang lebih setengah jam menemani bermain, penjaga rental warnet pun merasa curiga karena Naufal tidak bergerak sama sekali.

"Penjaga rental warnet itu kemudian mencoba mendekat, melihat dan menyapa Naufal. Karena tidak ada respons dari Naufal, maka penjaga rental warnet memberanikan diri untuk memeriksa Naufal, apakah dia masih hidup atau sudah meninggal dunia. Dan ternyata, Naufal sudah tidak bernyawa dengan posisi duduk di depan komputer yang masih menyala, menggunakan handset dan matanya terbuka," ucap Suyoto.

Suyoto melanjutkan, setelah mengetahui Naufal sudah tidak bernyawa, penjaga rental warnet gim online itu langsung melaporkannya kepada ketua RT, RW setempat. Selanjutnya, warga pun menghubungi Polsek Sooko.

"Setelah mendapat telepon dari warga, Kanit Reskrim Polsek Sooko langsung menghubungi tim PMI, dan segera bergerak menuju ke lokasi kejadian," tutur Suyoto.

Dia mengatakan, keluarga korban meminta agar jenazah Naufal tak dievakuasi menggunakan mobil PMI. Mereka juga meminta agar jasadnya tak dimasukkan dalam kantong jenazah.

"Akhirnya Naufal yang baru lulus SMA tahun 2016 itu dievakuasi menggunakan mobil milik Rumah Sakit Mutiara Hati," ucap Suyoto.

Berdasarkan, pesan berantai yang beredar, keluarga menyebut jika Naufal bukanlah pecandu gim online. Begitu naik kelas 3 SMA, orangtua Naufal sangat ketat memperhatikan pelajaran dan ibadahnya.

Hingga Naufal bisa lulus dan diterima di Fakultas Kedokteran Unibraw, lalu jurusan Teknik Sipil ITS, dan Teknik Sipil UNS.

Kebetulan pada hari itu, Naufal diajak temannya main ke warnet. Orangtua Naufal pun mengizinkannya dan Naufal berjanji pulang sebelum jam 17.00 WIB, untuk ikut orangtuanya Ta'lim rutin Jumat.

Secara medis tidak ditemukan gejala apa pun, karena almarhum Naufal baru saja mengikuti tes kesehatan masuk Fakultas Kedokteran. Sebelumnya sudah diperiksa dengan CT scan di Rumah Sakit Mutiara Hati milik kedua orangtuanya dan dinyatakan sehat walafiat. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya