Liputan6.com, Jakarta Jika selama ini pemalas selalu identik dengan orang bodoh, sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh Journal of Health Psychology mengungkap fakta sebaliknya bahwa orang pintar menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermalas-malasan dibanding rekan-rekannya yang aktif, seperti dikutip Independent, Selasa (16/8/2016).
Temuan studi yang berbasis di Amerika Serikat ini tampaknya mendukung gagasan bahwa orang-orang dengan IQ tinggi cenderung tidak mudah bosan, karena mereka akan menghabiskan lebih banyak waktu selama berjam-jam untuk menguras pikiran demi satu masalah.
Advertisement
Sementara orang-orang yang aktif secara fisik, membutuhkan kegiatan eksternal atau aktivitas fisik yang lebih banyak guna merangsang pikiran mereka, baik untuk melarikan pikiran mereka atau karena mereka cepat bosan.
Peneliti dari Gulf Coast University Florida memberi tes untuk sekelompok mahasiswa dan meminta peserta menilai seberapa kuat mereka setuju dengan pernyataan "Saya sangat menikmati tugas yang melibatkan banyak solusi baru untuk masalah", dan "Saya hanya berpikir keras seperti saya harus".
Para peneliti, yang dipimpin oleh Todd McElroy, kemudian memilih 30 'pemikir' dan 30 'non-pemikir' dari daftar calon peserta.
Selama tujuh hari berikutnya kedua kelompok mengenakan perangkat di pergelangan tangan mereka yang dilacak gerakan mereka dan tingkat aktivitas, menyediakan aliran konstan data tentang bagaimana mereka aktif secara fisik.
Hasil penelitian menunjukkan kelompok pemikiran yang jauh lebih aktif selama seminggu daripada non-pemikir. Tapi pada akhir pekan menunjukkan tidak ada perbedaan antara kedua kelompok.
Peneliti menyarankan temuan ini dapat memberikan bobot pada gagasan bahwa non-pemikir lebih mudah bosan, sehingga perlu mengisi waktu mereka dengan aktivitas fisik.
McElroy menyarankan bahwa orang yang kurang aktif, tidak peduli seberapa pintar mereka, harus meningkatkan aktivitas fisik mereka secara keseluruhan demi kesehatan mereka
Meskipun menyoroti tren yang tidak biasa, mengeneralisasi temuan harus dilakukan dengan hati-hati karena sampel yang diambil dari peserta kecil, tambahnya.