Liputan6.com, Jakarta - Daan Mogot. Sebuah nama jalan yang menghubungkan Jakarta, mulai dari perempatan Grogol, Jakarta Barat hingga Tangerang, Banten.
Sayangnya tidak banyak orang yang tahu siapa sosok pemuda tampan dan gagah berani di balik nama tersebut, sehingga namanya diabadikan untuk sebuah jalan.
Advertisement
Kisah keberanian putra dari Nicolaas Mogot dan Emilia Inkiriwang dalam meraih kemerdekaan RI ini paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com di kanal News, pada Senin (15/8/2016).
Dua berita terpopuler lainnya yang tak kalah diburu terkait sidang Jessica Wongso yang menghadirkan Asisten Rumah Tangga (ART) sebagai saksi dan tentang menganalisa perilaku Jessica selama persidangan yang sulit ditembus.
Berikut ulasan berita populer selengkapnya yang terangkum dalam Top 3 News;
1. Daan Mogot, Perwira Tampan Asal Celebes di Palagan Serpong
Dia terlahir dengan nama Elias Daniel Mogot. Putra asli yang terlahir di utara Celebes, Manado, 28 Desember 1928. Orang lebih mengenalnya dengan sebutan Daan Mogot. Sebuah nama jalan yang menghubungkan Jakarta, mulai dari perempatan Grogol, Jakarta Barat hingga Tangerang, Banten.
"Beliau memang orang Sulawesi Utara, ganteng. Pada saat itu dia disebutnya sebagai ABG (Anak Baru Gede) yang terhebat," kata Candrian Attahiyat, mantan Anggota Tim Penamaan Jalan, dilansir Liputan 6 SCTV, Selasa 10 November 2015.
Pemberian nama Jalan Daan Mogot sendiri bukan berarti karena gagah dan tampannya si pemuda. Lebih dari itu, perjuangan dan keberaniannya putra dari Nicolaas Mogot dan Emilia Inkiriwang dalam meraih dan menjaga kemerdekaan RI-lah yang mendasari pemberian nama jalan penghubung dua provinsi tersebut.
Karier Daan Mogot yang moncer membawanya ke Jakarta. Dia ditempatkan sebagai staf di Markas Besar Peta di Jakarta hingga Jepang menyerah pada 15 Agustus 1945. Saat Indonesia memproklamirkan kemerdekaann, Daan Mogot bergabung dengan Barisan Keamanan Rakyat (BKR). Pangkat perwira disandangnya di usia muda, Mayor.
"Yang paling menarik dari dia, seusia dia yang masih remaja dia menjabat Direktur Akmil Tangerang," kata Candrian.
2. Sidang Pembunuhan Mirna, Asisten Rumah Tangga Jessica Jadi Saksi
Sidang ke-12 kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) hari ini.
Selain menghadirkan asisten rumah tangga Jessica, Tim Penasihat Hukum Jessica dari Panitera PN Jakpus, jaksa juga menghadirkan psikolog, Antonia Ratih Anjayani.
"Kami baru dapat infonya pagi ini dari panitera. Saksi yang hadir itu ada psikolog Antonia Ratih Anjayani dan pembantunya Jessica yang diamankan polisi, Sri Nurhayati," kata pengacara Jessica Hidayat Boestam di PN Jakpus, Senin (15/8/2016).
Pasca-Jessica terseret kasus kematian Mirna, Sri Nurhayati dijemput oleh kepolisian dari rumah Jessica dan ditempatkan sementara di rumah aman.
3. 'Tembok Pembatas' Jessica yang Sulit Ditembus Psikolog
Ahli Psikologi Klinis Antonia Ratih Andjayani mengungkap analisa perilaku Jessica Kumala Wongso, terdakwa pembunuhan berencana Wayan Mirna Salihin. Namun, ada beberapa sisi psikologis yang diakui tidak mampu ditembus ahli.
Ratih adalah psikolog klinis yang memeriksa perilaku Jessica selama enam jam. Dari pemeriksaan tersebut dia mendapati seorang Jessica yang mengagumkan dan cerdas.
"Yang bersangkutan adalah pribadi sangat cerdas. Tampak dari jawaban yang disampaikan sangat tegas, sitematis, dan jika diuji tidak salah," kata Ratih di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (15/8/2016).
Namun, dia menambahkan, dari semua jawaban yang disampaikan Jessica ada yang tidak bisa ditembus dirinya.