Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga memastikan anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) asal Jawa Barat Gloria Natapradja Hamel merupakan warga negara Prancis. Dengan begitu, Gloria tidak diizinkan mengibarkan bendera pusaka di Istana Merdeka.
Kepala Staf Garnisun Tetap I/Jakarta Brigjen TNI Yoshua Pangdip Sembiring mengatakan, keputusan itu diambil berdasarkan undang-undang yang berlaku saat ini. Setiap warga yang sudah memiliki paspor negara lain, otomatis bukan warga Indonesia. Di sisi lain, syarat Paskibraka yang paling utama adalah WNI.
Advertisement
"Jadi demikian, kita harus taat yah. Sehingga warga negara yang baik kita harus taat dengan undang-undang, demikian," ujar Yoshua di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/8/2016).
Mendengar kabar itu, Yoshua yang juga menjabat Ketua sub Bidang Upacara dan Paskibraka itu langsung memeriksa kebenaran kabar itu. Setelah diketahui kebenarannya, Gloria tidak bisa melanjutkan tugasnya sebagai Paskibraka 17 Agustus 2016 mendatang.
"Kita sudah tahu. Makanya begitu latihan di Istana dia sudah tidak kami libatkan," lanjut dia.
Ia menambahkan, kewenangan dalam menyeleksi peserta ada pada Kemenpora, sehingga pihaknya tidak bisa melakukan pemeriksaan. Setelah ditetapkan, barulah semua proses latihan dan karantina berada di bawah Garnisun.
"Kalau posisinya ada di P3PON sana, Cibubur. Silahkan di cek ke sana. Bisa ditanya dengan pihak Kemenpora karena untuk fasilitas sana yang bertanggung jawab adalah Kemenpora," ucap Yoshua.
Akui Lalai
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nachrowi mengakui seleksi di tingkat kabupaten atau kota tidak terpantau dengan baik oleh Kemenpora. Sehingga, nama Gloria yang telah mengikuti proses seleksi dari tingkat Kabupaten/kota lolos hingga ke tingkat pusat.
"Karena ada seleksi di tingkat kabupaten yang tidak sempat kami pantau. Dia dari Depok," imbuh politisi PKB itu.
Imam memastikan, berkurangnya jumlah Paskibraka tidak akan mengurangi tugas yang mereka emban. "Jadi semuanya 68, sekarang tinggal 67. Ini tidak mengurangi konfigurasi maupun tugas-tugas penting yang besok akan dilakukan di istana," ujar Imam.
Meski tidak bisa bertugas di Istana Merdeka, Gloria tetap mendapat pendampingan dari Kemenpora. Imam juga memastikan kondisi Gloria baik dan dapat menerima keputusan yang telah dibuat.
Selain itu, Gloria tetap bisa mengikuti rangkaian acara yang akan diikuti oleh anggota Paskibraka. Kecuali acara yang diselenggarakan di Istana Kepresidenan.
"Terus kami dampingi dan Gloria sangat tegar. Dia katakan, pak ini kesempatan baik bagi kami untuk minta kepada orangtua untuk mengurus kewarganegaraan kami," pungkas Imam.