Liputan6.com, Jakarta - Staf Khusus Presiden Johan Budi SP menolak jika disebut Istana kebobolan saat proses seleksi terkait pengangkatan Arcandra Tahar menjadi Menteri ESDM. Bagi dia, keputusan ini menunjukkan respons Presiden cukup baik dalam menanggapi isu yang berkembang, terlebih soal dugaan dua kewarganegaraan Arcandra Tahar.
"Melihatnya bahwa presiden responsif terhadap persoalan yang muncul," kata Juru Bicara Kepresidenan tersebut di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/8/2016) malam.
Advertisement
Keputusan Presiden yang disampaikan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dan Johan Budi itu merupakan respons atas pertanyaan yang muncul di publik. Jokowi kemudian mendapat informasi dan data terkait permasalahan itu.
"Dan akhirnya Presiden memberhentikan dengan hormat dan menunjuk Pak Luhut plt Menteri ESDM sampai ditunjuk menteri ESDM definitif," ujar Johan Budi.
Dalam beberapa hari ini, Arcandra diterpa isu mengenai status kewarganegaraannya. Arcandra dikabarkan pernah menjadi warga negara Amerika Serikat dan memiliki paspor negara tersebut.
Sebelumnya, Arcandra menegaskan masih memegang paspor Indonesia. Hal tersebut menjadi bukti dirinya masih merupakan warga negara Indonesia (WNI).
Penegasan ini sebagai bentuk bantahan kabar yang menyebutkan dirinya sudah menjadi warga negara Amerika Serikat, melalui proses naturalisasi pada Maret 2012 dengan diambilnya oath of allegiance atau sumpah setia kepada negara Amerika Serikat.
Candra memastikan masih menjadi WNI meski telah bermukim dan berkarier di Amerika Serikat selama 20 tahun. Bahkan dia menegaskan bukti paspor Indonesia yang dapat dibuktikan validitasnya.
"Saya masih pegang paspor Indonesia, masih valid," tutur Arcandra Tahar, beberapa hari lalu.