Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia mencapai posisi tertinggi dalam satu bulan seiring berlangsungnya pembicaraan para negara-negara produsen utama minyak yang mempertimbangkan untuk menahan pasokan yang telah lama membanjiri pasar.
Melansir laman Wall Street Journal, Selasa (16/8/2016), harga minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman September ditutup naik US$ 1.25, atau 2,8 persen menjadi US$ 45,74 per barel di New York Mercantile Exchange, penutupan tertinggi sejak 15 Juli.
Sementara Brent, patokan minyak global, ditutup naik US$ 1,38 atau 2,9 persen ke posisi US$ 48,35 per barel. Kedua harga minyak telah menguat hampir 10 persen selama tiga sesi.
Harga minyak terus menguat sejak Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengisyaratkan negaranya terbuka untuk langkah-langkah guna menstabilkan pasar yang telah terbanjiri kelebihan pasokan selama dua tahun.
Baca Juga
Advertisement
Arab Saudi, produsen minyak terbesar di antara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) secara historis dianggap sebagai pemimpin de facto kartel minyak.
Harga minyak juga mulai naik setelah Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan negaranya sedang berkonsultasi dengan Arab Saudi dan produsen lainnya untuk mencapai stabilitas minyak pasar. Rusia dan Arab Saudi adalah produsen minyak terbesar di dunia.
Langkah ini kemungkinan membuat investor yakin untuk berhenti bertaruh tentang penurunan harga minyak mentah, kata para analis.
Presiden Ritterbusch & Associates Jim Ritterbusch mengatakan kepada kliennya saat Arab Saudi dan Rusia menggelar pembicaraan, sejumlah dana telah mengalir ke proyek-proyek di bursa yang naik saat harga minyak meningkat.
Sementara analis Raymond James Financial Inc mencatat jika total persediaan minyak dan bahan bakar AS telah jatuh sedikit di atas periode yang sama.
"Pasar mungkin telah mengatur dirinya sendiri terkait laju harga minyak mentah yang segera datang, sehingga dana akan terlihat keluar (bearish)," kata mereka.
Tapi banyak yang tetap skeptis tentang pengaruh OPEC pada pasokan dan permintaan ketika blok 14 negara anggota bertemu pada pertemuan informal yang dijadwalkan berlangsung pada akhir bulan depan. Setelah musim semi ini mereka gagal untuk menyelesaikan kesepakatan dengan Rusia terkait pembekuan produksi.