Pemerintah Patok Ekonomi Tumbuh 5,3 Persen di 2017

Pada kuartal kedua 2016 ini, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,18 persen,

oleh Fiki AriyantiIlyas Istianur Praditya diperbarui 16 Agu 2016, 14:47 WIB
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan mencapai 5,3 persen. Angka ini naik dari target pada tahun ini sebesar 5,2 persen. Ini seiring prospek perekonomian global yang diperkirakan akan membaik.

"Meskipun, kita harus bekerja keras menghadapi ketidakpastian yang bersumber dari perlambatan ekonomi di berbagai negara berkembang, serta prospek pemulihan ekonomi negara-negara maju yang belum sesuai harapan," jelas Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada penyampaian keterangan pemerintah atas RUU tentang Anggaran Pendapatan dan Anggaran Negara Tahun 2017 di Gedung MPR, Selasa (16/8/2016).

Menurut dia, dampak positif dari implementasi kebijakan pemerintah yang tertuang dalam paket kebijakan ekonomi I sampai dengan XII diharapkan mampu menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi yang lebih adil dan merata di seluruh Indonesia, khususnya melalui keberlanjutan pembangunan infrastruktur.

Jokowi pada awal pidato menuturkan, berbagai langkah pemerintah untuk menjaga stimulus fiskal di tengah tekanan melambatnya laju perekonomian global, telah mulai menuai hasil.

Pada kuartal kedua 2016 ini, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,18 persen, meningkat jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal Pertama 2016 yang hanya tumbuh 4,91 persen.

Pada kuartal kedua 2016, sektor-sektor terbesar seperti sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor industri pengolahan, dan sektor perdagangan tumbuh lebih tinggi jika dibandingkan Triwulan Pertama 2016.

Di sisi lain, inflasi yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan rakyat, relatif terkendali. Laju inflasi Juli 2016 dibandingkan dengan bulan yang sama di 2015, tercatat sebesar 3,21 persen.

"Sehingga inflasi kumulatif bulan Januari sampai Juli 2016 sebesar 1,76 persen. Realisasi inflasi Juli tahun ini merupakan angka terendah dalam 5 tahun terakhir," dia menjelaskan.(Fik/Yas/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya