Pengganti Arcandra Tahar Harus Kalangan Profesional

Satya W Yudha menampik isu bahwa dirinya dikabarkan menjadi kandidat kuat menggantikan Arcandra Tahar.

oleh Septian DenyIlyas Istianur Praditya diperbarui 16 Agu 2016, 14:10 WIB
Menteri Susi Pudjiastuti memberi selamat kepada Menteri ESDM, Arcandra Tahar usai acara pelantikan di Istana Negara, Rabu (27/7). Arcandra Tahar menggantikan Sudirman Said dalam Reshuffle Kabinet jilid II. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota parlemen mengaku kecewa dengan pemberhentian Arcandra Tahar sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Namun mereka siap mendukung siapapun nanti yang ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi untuk menggantikan Arcandra Tahar.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Fadel Muhammad menjelaskan, Komisi VII merupakan mitra Kementerian ESDM. Dengan penghentian tiba-tiba Arcandra Tahar tersebut tentu saja membuat Komisi VII harus melakukan penyesuaian juga. 

"Ya kami kecewa. Kecewa karena harusnya dalam seleksi itu hati-hati," kata‎ Fadel di Kompleks DPR RI, Selasa (16/8/2016).

Namun begitu, jika dalam kenyataannya Arcandra memang memiliki dua warga negara, memang sudah selayaknya untuk diberhentikan.

Fadel pun meminta kepada Jokowi agar sosok yang nanti menjadi pengganti Arcandra memiliki kemampuan dan kapasitas yang minimal seimbang. "Memang harus segera diganti yang lain, cari yang lebih profesional‎, tidak boleh turun kualitas," tegasnya.

Mengenai isu yang beredar bahwa Satya W Yudha sebagai kandidat pengganti Arcandra Tahar, Fadel mengaku siap mendukung. Hanya saja, dalam ideologinya di Kabinet Kerja, Menteri ESDM harus berasal dari kalangan profesional.

"Satya termasuk yang digadang-gadang silahkan saja tidak apa-apa. Banyak di komisi VII yang punya potensi menggantikan Arcandra, dari Demokrat ada, partai-partai lain ada. Cuma apakah presiden mau ambil dari partai kan belum tentu. Serahkan ke presiden aja," paparnya.

Satya W Yudha sendiri menampik isu soal dirinya yang dikabarkan menjadi kandidat kuat menggantikan Arcandra Tahar. Satya mengungkapkan, dirinya belum pernah mendengar kabar tersebut. Selain itu, Presiden Jokowi juga tidak memberikan sinyal soal pengganti Arcandra. 

"Tidak lah. Saya belum dengar tuh. Belum ada ke Saya. (Di telepon Jokowi?) Tidak belum," ujar dia di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Selasa (16/8/2016).

Sementara terkait kabar pertemuan Ketua Umum Golkar Setya Novanto dengan Presiden Jokowi, Satya mengatakan hal tersebut belum tentu untuk membicarakan soal pengganti Arcandra. Menurut dia, soal penunjukan menteri dalam kabinet murni kewenangan dari Presiden, tanpa adanya intervensi partai tertentu, termasuk Golkar.

"Saya berterimakasih terhadap apa pun yang menjadi pikiran partai saya. Tapi semua harus diingat kabinet kita adalah presidensial. Sehingga semua kewenangan mutlak bukan ada di tangan ketua partai tapi mutlak ada di di tangan presiden. Kita hargai sikap presiden," kata dia.

Sementara terkait dengan penunjukan Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Plt Menteri ESDM, Satya menyatakan hal tersebut merupakan pilihan yang tepat. Dia berharap Luhut bisa menjalankan tugasnya dengan baik sampai Jokowi menunjuk pengganti tetap Arcandra Tahar.

"Jadi sebetulnya saya tidak terlalu khawatir waktu pemerintah mengganti Menteri ESDM dalam waktu singkat. Lantas diisi Pak Luhut. Kisi-kisinya sudah ada antara pemerintah dan DPR. saya berharap Pak Luhut sebagai interim ini segera bisa mengisi sesuai dengan kisi-kisi yang sudah disepakati antara presiden dan pemerintah," tandas dia. (

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya