Liputan6.com, Jakarta Melonjaknya kasus anak muda di bawah usia 20 tahun yang mengalami impotensi atau disfungsi ereksi kian mengkhawatirkan di Inggris. Dalam hal ini, ponsel disebut sebagai biang keladi karena membuat anak muda bisa mengakses film porno di internet dengan mudah.
Terapis seks--Angela Gregory--membenarkan, kasus ini di kliniknya terus meningkat. Bahkan dia terus mengimbau anak muda untuk berhenti mengakses film porno.
Advertisement
"Apa yang saya lihat selama 16 tahun terakhir, terutama lima tahun terakhir adalah peningkatan jumlah anak muda yang mengalami impotensi. Padahal beberapa tahun lalu, pengalaman kami merujuk masalah disfungsi ereksi itu kepada orang-orang yang lebih tua karena berkaitan dengan diabetes atau penyakit kardiovaskuler," katanya, seperti dikutip Dailymail, Selasa (16/8/2016).
Yang menarik, para pemuda ini sehat secara fisik. "Jadi salah satu pertanyaan pertama saya mengenai pornografi dan kebiasaan masturbasi karena itu dapat menjadi penyebab masalah mereka dalam mempertahankan ereksi dengan pasangan," ujarnya.
Masalah ini ditayangkan dalam film dokumenter baru dengan BBC Newsbeat, "Brought up on Porn". Kisah ini bermula dari keterangan seorang pemuda bernama Nick yang pertama kali mulai menonton film porno di laptop saat berusia 15 tahun.
Lama-lama Nick menderita dan ia pun meminta bantuan dokter karena merasa kecanduan porno. Tapi dia akhirnya sembuh sendiri dengan niat 100 hari tanpa menonton film porno.
"Pada puncaknya saya mungkin menonton sampai dua jam porno setiap hari. Makin menonton, makin saya ingin mendapatkan materi yang ekstrem. Hingga saya akhirnya dikelilingi perempuan tapi saya merasa tidak terangsang sama sekali, meskipun benar-benar tertarik dengan gadis itu dan ingin berhubungan seks dengannya," ujarnya.
Menurut sebuah studi dalam Journal of Sexual Medicine 2014, satu dari setiap empat pasien disfungsi ereksi berada di bawah usia 40. Dan sebuah studi baru di Behavioural Sciences Journal mengklaim, kecanduan film porno mirip seperti kecanduan narkoba yang dapat menurunkan gairah seksual.