10 Menteri Merapat di Kantor Pajak Sampaikan Nota Keuangan

Pemerintah menetapkan asumsi dasar makro ekonomi yang mencerminkan kondisi ekonomi terkini.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 16 Agu 2016, 16:38 WIB
Siluet tiang konstruksi pembangunan gedung bertingkat terlihat di Jakarta Pusat, Senin (19/10/2015). Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2015 sebesar 4,85 persen. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Jajaran menteri dan pimpinan lembaga di pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) berkumpul di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) di Jalan Gatot Soebroto Selasa sore ini. Mereka menyampaikan nota keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017.

Beberapa menteri yang bakal hadir dalam acara ini antara lain  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) Basuki Hadimuljono, Menteri PPN Bambang Brodjonegoro.

Ada pula Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Kepala BKPM Thomas Lembong, Menteri Ketenagakerjan Hanif Dhakiri, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiastio Lukito, Kepala BPS Suryamin.

Di Gedung MPR/DPR Presiden Jokowi menyampaikan asumsi makro tahun depan memperhitungkan dinamika perekonomian global dan domestik. Pada tahun depan, Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen.

Kemudian laju inflasi dipatok sekitar 4 persen. Jokowi mengatakan, penguatan koneksi akan menciptakan efisiensi sistem logistik sehingga mampu menjaga stabilitas harga komoditas.

"Nilai tukar rupiah diperkirakan sebesar 13.300 per dolar Amerika Serikat (AS)," ujar dia.

Rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan diasumsikan berada pada 5,3 persen. Lalu harga rata-rata minyak mentah diperkirakan US$ 45 per barel.

Produksi volume minyak dan gas bumi sekitar 1,93 juta barel setara minyak dengan rincian produksi minyak bumi 780 ribu barel per hari‎ dan gas bumi 1,15 juta barel setara minyak per hari.

"Asumsi dasar ekonomi makro yang ditetapkan mencerminkan kondisi perekonomian terkini serta memperhatikan proyeksi perekonomian mendatang sehingga diharapkan realistis dan kredibel," jelas Jokowi. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya