Sepanjang Semester I, Pertamina Jual BBM 31,6 Juta Kilo Liter

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang menjelaskan, kenaikan konsumsi BBM yang paling menonjol pada jenis Pertalite.‎

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Agu 2016, 18:42 WIB
Bensin dengan kadar Ron 90 ini akan mulai dijual di beberapa SPBU pada 24 Juli 2015, Jakarta, Rabu (22/7/2015). Peluncuran Pertalite untuk memberikan varian pilihan BBM bagi masyarakat demi menekan konsumsi premium. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mencatatkan Penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari berbagai jenis sebesar 31,6 juta Kilo Liter (KL) sepanjang Semester I 2016 ini. Angka penjualan tersebut meningkat 5,3 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang menjelaskan, kenaikan konsumsi BBM yang paling menonjol pada jenis Pertalite.‎ Rata-rata konsumsi Pertalite pada semester I 2016 mencapai 15 ribu KL per hari meningkat dari periode yang sama pada tahun lalu 327 ribu KL per hari.

"Meningkat 4.487 persen, dibandingkan semester I 2016," kata Bambang, dalam pemaparan kinerja perusahaan semester I 2016, di Jakarta, Kamis (25/8/2016).

Saat ini, pangsa pasar Premium telah jauh diambil Pertalite, pada Desember 2015 tercatat porsi pasar Pertalite mencapai 3,9 persen, sementara Premium 87,4 persen. Sedangkan pada Juli 2016 pasar Premium‎ menurun menjadi 68,7 persen sedangkan Pertalite menjadi 15,8 persen. 

"Pertalite ini terus mengalami kenaikan kita lihat semester I sudah banyak mengambil pasar Premium," ujar Bambang.

Bambang melanjutkan, penjualan BBM pada semester I 2016 mencapai 31,6 juta KL atau naik tipis sekitar 5,3 persen. Namun, Pertamina berhasil melakukan penetrasi berbagai varian produk BBM, seperti Pertalite yang penjualannya telah mencapai 1,2 juta KL.

"Selain itu, ada Pertamax Turbo diperkenalkan kepada konsumen di Eropa dan di Tanah Air, selain juga terus meningkatkan penjualan BBK Pertamax Series," kata Bambang.

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menyebutkan bahwa Pertamina meraih laba bersih US$1,83 miliar atau Rp 24,39 triliun (estimasi kurs 13.333 per dolar AS) hingga semester I 2016. Perolehan raba tersebut naik 221 persen year on year (yoy). Laba tersebut dipicu oleh peningkatan kinerja operasi dan efisiensi dari berbagai inisiatif dan langkah terobosan yang dilakukan perusahaan.

Menurut Dwi, situasi industri migas global masih terus berfluktuasi sehingga menuntut perusahaan migas melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kondisi tersebut. Selain itu, Pertamina sebagai perusahaan energi nasional ikut memiliki tanggung jawab untuk memastikan pasokan energi dalam kondisi aman untuk ketahanan energi nasional.

“Dalam kaitan itu, kami sangat bersyukur karena hingga semester I 2016 langkah-langkah tersebut membuahkan hasil dengan raihan laba bersih sebesar US$1,83 miliar,” kata dia.

Dwi melanjutkan, Pertamina terus fokus dalam mengimplementasikan 5 pilar strategi prioritas perusahaan, yaitu pengembangan sektor hulu, efisiensi di semua lini, peningkatan kapasitas kilang dan petrochemical, pengembangan infrastruktur dan marketing, serta perbaikan struktur keuangan. Sepanjang semester I 2016 Pertamina membukukan pendapatan sebesar US$17,19 miliar. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya