Liputan6.com, Jakarta BUMN mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 550 triliun sampai Rp 600 triliun pada tahun depan. Angka tersebut lebih tinggi dibanding rencana realisasi tahun ini sekitar Rp 410 triliun.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, belanja modal tersebut tidak hanya pada perusahaan BUMN namun juga meliputi alokasi anak usaha BUMN.
Advertisement
"Itu termasuk anak yang mayoritas dimiliki BUMN. Jadi kalau kita lihat itu yang terkonsolidasi," kata dia di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta, Selasa (16/8/2016).
Dia menuturkan, capex tersebut di antaranya diperoleh melalui pelepasan saham anak usaha BUMN yang dilakukan pada tahun depan. Selain itu, capex juga diperoleh melalui penerbitan surat utang.
Rencananya BUMN akan menerbitkan surat utang berdenominasi rupiah sebesar Rp 165 triliun dan mata uang asing sebesar US$ 1,5 miliar.
"(Global bond) Pertamina. PLN sendiri mungkin akan mengeluarkan obligasi dalam dolar dengan merekstrukturisasi beberapa hal," jelas dia.
Tak hanya itu, untuk memenuhi belanja modal, BUMN akan melakukan kerjasama dengan institusi lain. "Tapi kan ada beberapa capex itu partnership. Seperti kereta cepat yang full tahun depan. Sekarang baru sedikit-sedikit," tandas dia.