Liputan6.com, Makassar - Beragam cara dilakukan masyarakat seantero Indonesia untuk merayakan hari kemerdekaan RI. Ada yang menggelar sejumlah lomba balap perahu, balap kodok, hingga menggelar upacara di tengah laut.
Masing-masing memiliki keseruan tersendiri dan tak kalah dari yang lain. Berikut enam perayaan unik HUT ke-71 RI yang dirangkum Liputan6.com, Rabu (17/8/2016):
Balap Kodok
Warga Jalan Mallengkeri 3 Lorong 3 Kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate, Makassar, Sulsel, menggelar perlombaan balap kodok. Hadiahnya berupa seragam sekolah serta uang tunai sebesar Rp 500 ribu.
"Antusias anak-anak mengikuti lomba balap kodok lumayan tinggi. Coba saja lihat mereka membawa kodok andalannya yang mereka tangkap sendiri di daerah rumahnya. Kebetulan daerah sini banyak kodok karena masih banyak rawa-rawa," kata Chevy, salah satu panitia lomba balap kodok, saat ditemui Liputan6.com, Rabu (17/8/2016).
Baca Juga
Advertisement
Chevy mengaku sudah tiga tahun lomba balap kodok ini digelar. Selain kodok mudah didapat, tak perlu dana yang besar dalam menggelar kegiatan itu. "Dan lebih serunya ketika lomba, anak-anak peserta lomba itu berusaha maksimal mengajak kodoknya untuk melompat sampai garis dunia yang telah ditentukan," ucap Chevy.
Jarak dari garis start hingga garis finish tak jauh, hanya sekitar 2 meter. Namun, tingkat kesulitannya lumayan tinggi. Sebab, kodok sulit diajak komunikasi oleh pemiliknya untuk mau melompat dengan cepat hingga ke garis finish.
Berbagai upaya yang dilakukan peserta biar kodok yang ikut lomba bisa lebih awal mencapai garis finish dan dinyatakan menang. Ada yang membawa kaleng kemudian dipukul, sehingga mengeluarkan bunyi gaduh dan akhirnya kodok pun melompat. Selain itu, ada peserta yang menggunakan trik lain dengan meniup belakang kodoknya hingga mau melompat dengan cepat.
Upacara di Tengah Laut
Warga Gunungkidul, Yogyakarta, menggelar upacara di tengah laut Pantai Baron. Koordinator SAR Linmas Pantai Baron Korwil 2 Gunungkidul Marjono mengatakan, upacara ini diikuti 700 orang.
Upacara dimulai sekitar pukul 09.30 WIB diawali dengan upacara di pinggir laut. Tiga pengibar bendera berenang ke tengah laut. Sementara, ratusan peserta di belakangnya mengikuti berenang menuju lokasi yang jaraknya 200 meter.
Setelah bendera terpasang, para peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya sembari mengapung.
"Upacara ini untuk mengenang jasa para pahlawan yang tidak mudah merebut kemerdekaan. Perjuangan mereka tidak mudah," kata Marjono usai menjadi pembina upacara, Rabu (17/8/2016).
Marjono mengatakan, para pahlawan telah mengorbankan jiwa dan raga. Makna perjuangan itu coba didalami dengan perjuangan berat menembus tingginya gelombang Samudera Hindia dengan berenang.
Terlihat beberapa peserta kesusahan menembus gelombang laut yang mulai tinggi.
"Upacara di tengah laut ini, menunjukkan betapa beratnya pahlawan merebut kemerdekaan. Ini juga untuk mengingatkan kita yang sehari-hari bergantung dengan laut, maka kita wajib menjaganya."
Advertisement
Lomba Perahu
Sebanyak 50 nelayan dari berbagai pulau di Kota Makassar, Sulsel, turut serta dalam kegiatan lomba balap perahu ketinting untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan ke-71 RI.
Meski terik matahari mulai menyengat kulit, para nelayan tetap memperlihatkan semangat dan kekompakan meraih juara dalam perlombaan yang digelar tiap tahun di perairan Barrang Caddi, Kelurahan Ujung Tanah, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar.
"Lomba ini lumayan berat. Selain terik matahari yang menyengat dan harus menjaga keseimbangan karena perahu yang digunakan hanya perahu ketinting," kata Lurah Ujung Tanah, Sitti Subaedah, Rabu (17/8/2016).
"Jadi kegiatan ini selain menjaga silaturahmi antar-warga nelayan dan warga Kota Makassar lainnya, suasana ini juga dapat dimaknai sebagai kenikmatan setelah bangsa Indonesia merdeka yang tak luput dari peran para pejuang pendahulu," kata dia.
Upacara Sebelum Naik Haji
Ada pemandangan yang berbeda di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah. Puluhan calon jemaah haji mengikuti upacara HUT ke-71 RI di sana.
Upacara ini merupakan yang pertama kali digelar sejak asrama haji tersebut dioperasikan pada 1997.
Pantauan Liputan6.com, upacara yang dipusatkan di halaman kantor Asrama Haji Donohudan diikuti petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Solo dan 90 jemaah kloter 23 asal Kota Yogyakarta.
Para calhaj asal Kota Gudeg tersebut baru tiba di asrama haji pada Selasa malam tampak antusias mengikuti upacara Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke-71 yang digelar oleh PPIH Embarkasi Solo. Tak hanya, kalangan calhaj muda, para calhaj yang sudah berusia tua juga turut mengikuti acara upacara sakral setahun sekali tersebut.
"Ketika oleh petugas disuruh untuk ikut upacara jelas saya tidak keberatan dan malah senang sekali. Kan, saya sudah lama tidak ikut upacara seperti ini," kata Kartono Subari (70), seorang jemaah haji.
Menurut Kartono, mengikuti upacara HUT RI merupakan salah satu cara untuk mengingat dan menghargai perjuangan para pahlawan yang telah gugur.
Advertisement
Lomba di Lokasi Penggusuran
Puluhan warga korban penggusuran PT Kereta Api Indonesia merayakan HUT ke-71 RI dengan menggelar berbagai perlombaan di lokasi pembongkaran di area Stasiun Bandung, Jalan Stasiun Barat, Kecamatan Andir, Kota Bandung, Jawa Barat.
Salah satu alasan warga memilih lokasi pembongkaran ini, yakni sebagai bentuk protes terhadap aksi penggusuran yang dilakukan PT KAI dan Pemkot Bandung. Dengan dibantu relawan, warga terutama anak-anak tampak antusias mengikuti berbagai lomba, seperti lomba mewarnai dan memecahkan balon.
"Kita sebagai bangsa Indonesia yang baik di hari yang baik ini wajib merayakan meski secara nyata kita belum merdeka dan tidak mempunyai harta," kata seorang warga, Rosyid Nuryadin.
"Kita banyak ada lomba balap kerupuk, mewarnai dan lain-lain. Kenapa di sini karena di Rusunawa Rancacili masih banyak warga yang belum dapat tempat. Selain itu, tanah kosong ini belum jelas statusnya dan banyak warga yang lahir di sini. Semoga aspirasi kita didengar oleh pemerintah."
Pawai di Ujung Selatan Banten
Di ujung selatan Provinsi Banten, tepatnya di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, warga memeriahkan puncak HUT ke-71 RI dengan berpawai.
Ribuan warga ini pawai berjalan kaki dengan seragam dan hiasan sedemikian rupa agar lebih meriah dilihat. Iringan musik drum band dari para siswa pun tak kalah menambah semarak.
Sementara ratusan bendera merah putih berbagai ukuran pun berkibar di langit. "Pawai dari alun-alun lapangan Ahmad Yani, muter ke Pasar Labuan, finish di Hotel Rizqi," kata AKP Agus Subardi, Kanit Lantas Polsek Labuan yang sedang mengatur arus lalu lintas.
Warga bahkan tak segan membawa tikar dan bekal dari rumahnya, seolah-olah pawai ini ajang rekreasi gratisan. "Ini sudah merupakan tradisi tiap tahun. Makin ke sini makin meriah," tutur Agus.
"Pada pelaksanaan pawai kita tutup total (akses jalan), setelah selesai baru kita buka. Kendaraan besar dari kemarin sudah libur dan sudah kita kasih edaran."
Advertisement