Liputan6.com, Jakarta Kita mungkin sering mendengar istilah "life after death" atau kehidupan setelah kematian. Apakah hal tersebut benar-benar ada?
Para ahli kini telah setuju mengenai konsep kehidupan setelah kematian. Mereka menemukan kesadaran seseorang bisa terus berlanjut bahkan setelah jantung berhenti berdetak.
Advertisement
Dalam sebuah studi terhadap lebih dari 2.000 orang, ilmuwan Inggris menegaskan pemikiran kehidupan setelah kematian. Mereka sekaligus menemukan bukti yang meyakinkan dari pengalaman sejumlah pasien yang dinyatakan meninggal dunia oleh petugas medis.
Para ilmuwan percaya, otak menghentikan semua aktivitas 30 detik setelah jantung berhenti memompa darah ke seluruh tubuh dan kesadaran yang berhenti pada saat yang sama. Namun penelitian dari University of Southampton menunjukkan sebaliknya. Studi itu menunjukkan, orang terus mengalami kesadaran sampai tiga menit setelah kematian.
"Meskipun hal ini bertentangan dengan persepsi logika, kematian bukanlah momen tertentu. Kematian adalah proses yang berpotensi reversibel yang terjadi setelah penyakit parah atau kecelakaan yang menyebabkan jantung, paru-paru, dan otak berhenti berfungsi," kata kepala peneliti Dr Sam Parnia, seperti dimuat Live Science, Rabu (17/8/2016).
Jika upaya yang dilakukan untuk membalikkan proses ini berhasil maka disebut sebagai "serangan jantung". Namun, jika upaya ini tidak berhasil itu disebut "kematian". Dari wawancara 2.060 pasien di Austria, Amerika, dan Inggris yang selamat dari serangan jantung, 40 persen mengatakan, mereka mampu mengingat beberapa bentuk kesadaran setelah dinyatakan meninggal secara klinis.
"Ini menunjukkan bahwa lebih banyak orang mungkin memiliki aktivitas mental pada awalnya tapi kemudian kehilangan kenangan mereka setelah pulih, baik karena efek dari cedera otak atau obat penenang pada kenangan memori," kata Parnia.
Hanya 2 persen pasien yang menggambarkan jiwa mereka keluar dari tubuh. Sensasi ini terjadi ketika seseorang merasa hampir sepenuhnya sadar mereka hidup setelah kematian. Sekitar setengah dari responden penelitian ini mengatakan pengalaman mereka bukan salah satu dari kesadaran, tapi rasa takut.
Mungkin temuan paling signifikan dari studi ini adalah bahwa seorang pria 57 tahun diyakini menjadi yang pertama dikonfirmasi mengalaminya.
Setelah menderita serangan jantung, pasien mengungkapkan bahwa ia mampu mengingat apa yang terjadi di sekelilingnya dengan sangat tepat setelah sempat sekarat.
"Ini penting, karena sering diasumsikan bahwa pengalaman kematian kemungkinan adalah halusinasi atau ilusi yang terjadi baik sebelum jantung berhenti atau setelah jantung telah kembali berdetak, tapi lain halnya ketika jantung tidak berdetak kembali," ujarnya.
Dalam hal ini, kesadaran masih ada selama periode tiga menit ketika jantung berhenti berdetak. "Ini adalah paradoks, karena otak biasanya setop berfungsi dalam waktu 20-30 detik setelah jantung berhenti. Otak tidak melanjutkan fungsinya sampai jantung berdetak kembali. Selain itu, ingatan rinci kesadaran visual dalam hal ini konsisten dengan peristiwa yang sudah diverifikasi."