Liputan6.com, Baghdad - Hari ini 13 tahun silam, sekelompok anggota PBB di Baghdad, Irak gugur dalam tugas. Sebab markas mereka digempur oleh bom dan luluh lantak.
Sedikitnya 17 orang termasuk kepala utusan PBB untuk Irak, Sergio Vieira de Mello meninggal dunia, saat bangunan beton tiga lantai runtuh dalam ledakan bom tersebut.
Advertisement
Dilansir dari BBC On This Day, saat itu ratusan orang masih berada di dalam tempat kerja tersebut. Sebab merupakan periode sibuk karena konferensi pers baru saja dimulai.
Alice Yacoub, seorang karyawan PBB, sedang duduk di kantin ketika ledakan itu terjadi dan mengagetkannya.
"Segala sesuatu menimpa kepala kami. Saya tidak bisa menemukan rekan-rekan lain dan khawatir tentang nasib mereka," ucap Yacoub.
Ledakan Mematikan
Juru bicara PBB di tempat kejadian, Salim Lone, sedang bekerja di kantornya ketika bom meledak. Ia mengaku terkejut. "Ada ledakan besar dan menghancurkan. Saya tengah bekerja menggunakan komputer, kaca jendela pecah, kayu dan semuanya berjatuhan dari atap.
"Saya berlari ke koridor. Semua orang sangat terluka parah, sangat parah, mengalami pendarahan, wajah mereka berdarah," papar Lone.
Seorang juru bicara militer AS mengatakan ledakan itu disebabkan oleh bom truk, kemungkinan serangan bunuh diri.
Saksi mata mengatakan, sebuah truk pencampur beton diyakini membawa bom itu. Kendaraan tersebut tercatat parkir di luar kantor de Mello, dan meledak sekitar pukul 16.40 waktu setempat.
Diplomat Brasil berusia 55 tahun itu tewas setelah terjebak di bawah reruntuhan selama beberapa jam. Dia adalah salah satu utusan paling berpengalaman PBB, dan telah banyak mengemban misi perdamaian paling sensitif dan berbahaya selama beberapa tahun terakhir.
Memperketat Kemanan
Sekretaris Jenderal PBB kala itu, Kofi Annan, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa semua orang di organisasi PBB terkejut dan kecewa atas serangan itu.
"Tidak ada yang bisa memaafkan tindakan kekerasan tak beralasan, dan pembunuhan terhadap pria dan wanita yang pergi ke Irak ... untuk membantu rakyat Irak," kata Kofi Annan melalui pernyataan itu.
Insiden pengeboman saat itu adalah yang terbaru dalam serangan yang dilakukan kelompok-kelompok penentang pendudukan AS di Irak.
PBB pun lantas meningkatkan langkah-langkah keamanan di sekitar pusat kota Baghdad setelah terjadi beberapa serangan, termasuk pemboman kedutaan Yordania 12 hari sebelumnya. Di mana sebanyak 14 orang tewas dalam ledakan tersebut.
Pada tanggal yang sama tahun 1946 tercatat sebagai hari lahir Bill Clinton, presiden ke-42 Amerika Serikat. Sementara pada 19 Agustus 1980, penerbangan Saudia Arabia mengalami kecelakaan, sekitar 301 orang tewas.