Kesejahteraan Petani Rendah, Koalisi Tembakau Tolak Kenaikan Cukai Rokok

Kesejahteraan petani tembakau dinilai tidak sebanding dengan kontribusi mereka dalam menyumbang devisa negara.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Sep 2021, 01:10 WIB
Industri rokok telah menyumbang kontribusi ekonomi terbilang besar. Tahun lalu saja, cukai hasil tembakau (CHT) mencapai Rp 139,5 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Ubaidillah Umar Sholeh menyoroti kesejahteraan petani tembakau yang masih sangat rendah. Padahal devisa yang disumbangkan kepada negara cukup tinggi.

Hal itu disampaikan saat menghadiri Istighosah Koalisi Tembakau yang digelar DKN Gerbang Tani bersama ulama, anggota DPRD, pelaku industri rumahan, dan pedagang asongan. Acara digelar secara virtual pada Kamis (9/9/2021).

Dia menuturkan, pada 2020 produksi tembakau di Jawa Timur mencapai 85 ribu ton dan hasil cukainya mencapai Rp 164,8 trilliun. Dia menyebut, Jawa Timur adalah penyumbang tembakau terbesar kedua setelah Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Kesejahteraan petani tidak sebanding dengan kontribusi petani tembakau menyumbang devisa negara,” kata Ubaidillah Umar dalam keterangan tertulisnya.

Ubaidillah mengungkapkan, harga tembakau mengalami penurunan di berbagai daerah, termasuk di Jawa Timur. Contohnya, harga 1 kilogram tembakau di Bondowoso hanya Rp 4.200.

Karena itu, legislator Jatim ini menolak rencana pemerintah menaikkan cukai rokok. “Kami di legislatif meminta kepada pemerintah untuk tidak menaikkan cukai rokok, dengan alasan ini akan membebani Petani.”

"Saya mendorong Koalisi Tembakau, untuk peka terhadap petani tembakau. Serap aspirasi petani agar bisa kita perjuangkan bersama-sama. Tidak ada cara lain, harus menunda kenaikan cukai rokok,” sambung Ubaidillah yang juga Ketua DKW Garda Bangsa Jawa Timur.


Daun Emas

salah satu tanaman tembakau di Desa Gaddu barat, Kecamatan Ganding, kabupaten Sumenep.

Dalam kesempata itu juga, Anggota DPRD Sumenep, Irwan Hayat mengatakan, bahwa tembakau di wilayahnya adalah "daun emas". Artinya bahwa tembakau menjadi mata pencaharian masyarakat Sumenep.

Menurutnya, kenaikan cukai tembakau akan berdampak serius terhadap petani, juga industri rumahan di Sumenep. “Ada perlakuan tidak adil terhadap petani tembakau, harga rokok naik dengan cukai dinaikkan, tapi bahan baku juga naik.”

Sementara itu, Anggota DPRD Sumenep Dulsiam mengatakan, fraksinya di DPRD akan terus mengawal dan menginisasi Raperda Pertembakauan,

“Kami di DPC PKB Sumenep memerintahkan Fraksi PKB Sumenep untuk menginisiasi Raperda Pertembakauan. PKB sebagai partai mayoritas di Sumenep memperjuangkan agar tembakau menjadi komoditas andalan di Kabupaten Sumenep,” katanya.

Dulsiam mengapresiasi Gerbang Tani yang telah menolak keras kenaikan cukai rokok. “Saya sebagai Anggota DPRD Sumenep meminta agar semuanya kompak mengajak 6 Fraksi di DPRD Sumenep untuk menolak kenaikan cukai rokok, agar petani tembakau berdaya, hasil pertanian tembakau bernilai tinggi,” tegasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya