Liputan6.com, Jakarta - Rata-rata waktu masyarakat Indonesia menanamkan investasi terbilang pendek yakni 2,3 tahun. Sementara, rata-rata di Asia sampai 2,9 tahun dan global mencapai 3,2 tahun.
Direktur Utama PT Schroders Investment Management Indonesia (Schroders Indonesia) Michael Tjoajadi mengatakan, temuan tersebut berdasarkan Studi Investor Global Schroders 2016. Survei tersebut melibatkan 20 ribu investor di 28 negara.
"Indonesia periode investasi adalah 2,3 tahun, bandingkan dengan dunia (global) 3,2 tahun dan Asia 2,9 tahun," kata dia di Kantor Schroders Indonesia, Jakarta, Kamis (18/8/2016).
Lebih rinci, dari kajian tersebut, sebanyak 39 persen minat investasi masyarakat Indonesia jangka pendek kurang dari setahun.
Kemudian, 38 persen investasi satu sampai tiga tahun. Lalu, hanya 23 persen yang hanya berminat investasi lebih dari tiga tahun.
Michael menerangkan, dalam survei tersebut juga menyebutkan, investor Indonesia memiliki keinginan untuk mendapatkan pendapatan (income) rata-rata 12 persen.
"Inflasi 4 persen bunga deposito 6 persen sampai 7,5 persen, bisa nggak saving account sekarang? Otomatis nggak terpenuhi," ujar dia.
Jika dibandingkan dengan rata-rata global dan Asia, dia mengatakan, persentase keinginan pendapatan orang Indonesia lebih tinggi.
Advertisement
Di global, dengan rata-rata investasi 3,2 tahun menginginkan pendapatan dari investasi sebesar 9 persen. Kemudian, Asia rata-rata menginginkan pendapatan 10 persen dari investasi.
"Kalau global cari 10 persen, tapi karena sesuatu yang realististik di global dan Asia," tandas dia. (Amd/Nrm)