Upacara Bendera Perdana Setelah 71 Tahun Merdeka di Dusun Yakyu

Sempat terjadi insiden penurunan bendera Merah Putih di Dusun Yakyu oleh personel militer negara tetangga, beberapa waktu lalu.

oleh Liputan6 diperbarui 19 Agu 2016, 11:32 WIB
Ilustrasi Upacara Bendera

Liputan6.com, Merauke - Ada banyak cara untuk menyatakan negara hadir di tiap jengkal wilayah Indonesia. Pada 17 Agustus lalu, Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Papua New Guinea Markas Besar TNI yang juga Batalion Infantri 407/Padmakusuma, menggelar upacara pengibaran Bendera Merah Putih di garis perbatasan negara itu.

Tempat yang dipilih adalah Dusun Yakyu, wilayah terisolasi dengan 85 jiwa penghuninya dan masuk Distrik Sota, Merauke, Papua. Kalau dilihat di peta, lokasinya hampir di ujung selatan Papua, dekat Merauke.

Lokasi dusun yang baru berusia enam tahun itu cuma berjarak sekitar 1.000 meter dari garis perbatasan negara resmi. Untuk mencapai wilayah tersebut ditempuh dengan menumpang perahu bermotor melintasi sungai dan rawa.

"Pos TNI ditempatkan setelah terjadi insiden penurunan Bendera Merah Putih di depan gereja masyarakat Yakyu oleh personel militer sebelah, di titik koordinat topografi 0080 4740, pada 7 Agustus 2015. Karena itulah kami memilih upacara Kemerdekaan Indonesia kali ini di sini," kata Komandan Batalion Infantri 407/Padmanegara, Letkol Infantri Abi Kusnanto, dari Merauke, dilansir Antara, Kamis, 18 Agustus 2016.

Pasukan pengibar bendera yang ditunjuk dalam upacara itu adalah putra-putra asli setempat. Mereka dilatih untuk mengibarkan Bendera Merah Putih laiknya rekan-rekan mereka di kota-kota besar. Sedangkan, komandan batalion infantri bertugas menjadi inspektur upacara.

Ketiga pengibar Bendera Merah Putih tampil dengan pakaian adat mereka lengkap dengan hiasan-hiasan yang menggambarkan kebesaran adat-istiadat. "Inilah pertama kalinya upacara pengibaran Bendera Merah Putih dilaksanakan sejak 71 tahun lalu," kata dia.

Dari video yang dibagi, mereka fasih melaksanakan tugasnya. Sementara, masyarakat peserta upacara serius dan takzim dalam mengikuti upacara pengibaran Merah Putih itu. Para peserta juga menggunakan pakaian adat dan mengenakan aksesoris tradisional.

Pada rangkaian upacara, masyarakat Dusun Yakyu dipimpin tokoh masyarakat setempat, Raili Maewa, mengucapkan Ikrar Merah Putih dengan khidmat. Inilah ikrar yang meneguhkan keberadaan mereka dalam rumah besar bernama Republik Indonesia, bersama saudara-saudaranya yang lain.

"Marilah kita semua mengisi kemerdekaan dengan penuh semangat dalam bekerja demi kemajuan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Juga agar kita semua meneguhkan nasionalisme dan patriotisme dalam menjaga keutuhan NKRI karena setiap warga negara berhak dan wajib mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Kusnanto.

Pelaksanaan upacara dilanjutkan acara perlombaan untuk memeriahkan HUT RI berupa balap karung, membawa kelereng dengan sendok, bola voli, dan lomba panah tradisional yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk berburu.  

Upacara pengibaran sang saka ini, kata dia, sebagai wujud komitmen TNI dalam menjaga dan mempertahankan wilayah Indonesia dari segala bentuk ancaman. Hal tersebut juga untuk menjawab penurunan bendera yang telah dilakukan tentara PNG pada Agustus tahun lalu.

"Kami ditempatkan di 17 pos pengamanan perbatasan negara, mulai dari Pos Makadi sampai Pos Kondo, pada garis perbatasan sepanjang 25 km terbentang dari pantai selatan Kondo ke utara Distrik Elikobel," kata Kusnanto.

Bagian wilayah Merauke yang mereka jaga, kata dia, merupakan dataran rendah yang cukup luas. "Tidak terdapat pegunungan sehingga terdapat banyak sungai-sungai yang dikelilingi rawa yang cukup luas. Sebagian sungai mengalir dari wilayah PNG menuju Merauke dan bermuara di Laut Arafuru, di antaranya Kali Maro, Kali Wanggo, Kali Barki," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya