Pengamat: Pengganti Arcandra Sebaiknya Bukan dari Kalangan Parpol

Menurut pengamat dapat terjadi kegaduhan karena perdebatan politik bakal panjang jika Arcandra Tahar kader parpol. Apalagi, dari Golkar.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 19 Agu 2016, 06:53 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan merombak (reshuffle) kembali jajaran kabinet kerjanya. Lalu siapakah yang diganti dan masih bertahan? (Foto: Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum mengumumkan sosok pengganti Arcandra Tahar sebagai Menteri ESDM. Pengamat politik dari Universitas Jayabaya Jakarta, Igor Dirgantara menyebut banyak kemungkinan yang akan terjadi tentang pengganti Arcandra.

Namun, dia berharap Jokowi memilih menteri dari kalangan profesional. Menteri yang baru, kata dia, lebih baik bukan seorang politikus.

"Sebaiknya Menteri ESDM yang menggantikan Arcandra Tahar adalah orang yang profesional, nonpartisan terhadap kelompok apa pun, dan juga bukan dari partai politik," kata Igor di Jakarta, Kamis 18 Agustus 2016.

Direktur Survey dan Polling Indonesia (Spin) itu berpandangan, bila menteri dari parpol, dapat terjadi kegaduhan karena perdebatan politik bakal panjang. Apalagi, bila Menteri ESDM berasal dari Golkar. Ini mengingat saat Pemilu 2014, Golkar tidak berkeringat untuk memenangkan Jokowi.

"Jadi pasti akan kesulitan untuk meredam marahnya para pendukung Jokowi yang berkeringat waktu itu, tiba-tiba mantan lawan politik itu malah diberikan tempat," ujar Igor.

Meskipun sebagai salah satu upaya Jokowi untuk mendapatkan dukungan politik dari Golkar, tapi secara etika politik, jelas tidak adil bagi pihak yang mengawalnya sejak awal.

Sebelumnya, beredar kabar politikus Partai Golkar sekaligus Anggota Komisi VII DPR RI Setya Widya Yudha masuk dalam nominasi untuk menggantikan Arcandra. Begitu juga rekan sejawatnya, Dito Ganinduto.

"Kondisi obyektif sekarang justru yang dibutuhkan adalah figur yang bisa merangkul semua pihak. Mengingat sektor energi amat strategis, harus dipilih orang yang tenang, tapi terampil bekerja," kata Igor.

Selain itu, calon Menteri ESDM harus memahami semua prosedur kontrak-kontrak investasi di sektor pertambangan, membangun pondasi regulasi yang jelas dan mampu secara aktif mengarahkan ke arah mana sektor energi bergerak.  

"Lebih bagus lagi jika berlatar belakang pendidikan geologi sehingga memiliki pemahaman mendasar soal sektor energi pada umumnya. Selain itu jelas soal kejujuran dan karakter, nasionalisnya tinggi," ujar Igor.

Oleh karena itu, dia meminta Jokowi untuk memilih Menteri ESDM secara hati-hati,  jangan terburu-buru. "Serta menghindari bisikan dari orang sekelilingnya yang sudah membuat rekomendasi yang salah dalam kasus Arcandra," tandas Igor.



Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya