Top 3: Menang Medali Olimpiade, Atlet Korea Utara Cemberut

Perolehan medali emas Olimpiade lazimnya disambut dengan suka cita, kecuali kalau harus melapor kepada diktator.

oleh Arie Mega PrastiwiElin Yunita KristantiAlexander Lumbantobing diperbarui 19 Agu 2016, 09:00 WIB
Raut Sedih Atlet Korut Terima Medali Emas, Ada Apa? (Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam suatu pertandingan, perolehan medali sebagai bentuk kemenangan lazimnya menjadi hal yang diinginkan oleh olahragawan. Ceritanya agak berbeda dengan atlet dari Korea Utara yang memenangkan medali emas Olimpiade 2016 untuk cabang senam artistik.

Ketika medali dikalungkan, atlet itu malah tampak cemberut menunjukkan raut kesedihan. Berita tentang atlet Korut itu terpopuler bagi pembaca Liputan6.com kanal Global untuk edisi Jumat (19/8/2016) pagi.

Masih berkaitan dengan Olimpiade 2016, para pembaca menyelami kisah penantian 52 tahun dan harapan yang pupus ketika tim bulu tangkis ganda campuran dari Malaysia gagal mendapatkan medali emas. Bagi Malaysia, perolehan medali emas Olimpiade terjadi lebih dari setengah abad lalu, sehingga tentu saja negeri itu mengharapkan bisa mengulang sejarah.

Kemudian, melesat pergi dari planet Bumi, paparan temuan kekuatan ke lima yang membentuk tata surya juga mengusik rasa ingin tahu. Selama ini, para ilmuwan hanya mengerti tentang adanya 4 kekuatan dalam penyusunan alam semesta sejak miliaran tahun lalu. Dengan temuan terkini, diduga akan semakin terbukalah penjelasan sejumlah misteri materi gelap yang menjadi mayoritas bahan penyusun semesta. 

Berikut adalah Top 3 Global selengkapnya...

 

1. Raut Wajah Sedih Atlet Korut Saat Terima Medali Emas, Ada Apa?

Raut Sedih Atlet Korut Terima Medali Emas, Ada Apa? (Reuters)

Meskipun meraih medali emas, atlet Korea Utara mendapatkan julukan baru di Olimpiade Rio 2016, yaitu peraih medali tersedih sedunia.

Ri Se-gwang, dari Korea Utara, dikelilingi oleh muka-muka bahagia saat ia berdiri di atas podium dikalungi medali atas prestasinya di cabang senam artistik.

Kendati Se-gwang adalah orang ketiga peraih emas dari negaranya, ia terlihat menahan tangis.

Juara dunia dua kali itu mengalahkan atlet Rusia Denis Albyazin, sementara di posisi perunggu, diterima dari Jepang, Kenzo Shirai.

Dua pemenang dari Rusia dan Jepang terlihat senyum, sementara Se-gwang tidak. Demikian seperti dilansir dari Daily Mail, Rabu 17 Agustus 2016.

"Aku hanya diselimuti kegembiraan karena aku berpikir akan membawa kebanggaan ini kepada pemimpin kami," kata Se-gwang dengan tegas kala wartawan menanyakan mengapa raut wajahnya sedih.

Selanjutnya...

 


2. Tontowi/Liliyana Pupuskan Mimpi 52 Tahun Penantian Emas Malaysia

Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, merayakan kemenangan atas ganda campuran Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, di final cabang bulutangkis Olimpiade Rio de Janeiro 2016 (Reuters).

Tekanan batin luar biasa dirasakan pasangan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying saat menghadapi dua jagoan Indonesia Ahmad Tontowi/Liliyana Natsir dalam babak final bulu tangkis ganda campuran Olimpiade 2016 pada Rabu 17 Agustus 2016.

Mereka adalah harapan bagi Malaysia untuk meraih medali emas pertamanya sepanjang 52 tahun sejarah keikutsertaan Negeri Jiran dalam Olimpiade.

Di sisi lain pasangan Tontowi/Liliyana juga punya beban berat: meneruskan tradisi emas bulu tangkis yang sempat terputus dalam Olimpiade London 2012.

Keduanya juga punya keinginan besar untuk memberikan hadiah terindah bagi bangsa Indonesia yang sedang merayakan hari kemerdekaannya yang ke-71. Tontowi dan Liliyana menjadi satu-satunya harapan meraih emas yang tersisa di Olimpiade Rio di Janeiro dari cabang bulu tangkis.

Selanjutnya...

 

3. Ilmuwan Berhasil Menguak 'Kekuatan Kelima' di Alam Semesta?

Ilustrasi kekuatan alam semesta (NASA)

Selama beberapa dekade, manusia mengetahui keberadaan empat kekuatan fundamental -- unsur-unsur yang membuat alam semesta bisa bertahan, yakni: gravitasi, elektromagnetisme, dan gaya nuklir, baik lemah maupun yang kuat, yang menyatukan atom-atom.

Dan, kini para ilmuwan mungkin telah menemukan kekuatan kelima -- yang mungkin menjawab pertanyaan besar para fisikawan partikel terkait apa yang sesungguhnya bekerja di balik tabir misterius materi gelap (dark matter).

Dark matter adalah materi tidak terlihat, tidak teridentifikasi, juga tak terdeteksi, yang diyakini menjadi mayoritas -- sekitar 85 persen -- materi pembentuk alam semesta. Ia terbentuk saat jagat raya tercipta miliaran tahun lalu, dalam sebuah ledakan besar atau Big Bang.

Selanjutnya...

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya