Liputan6.com, Jakarta - Dua panglima TNI AL diganti. Pertama adalah Panglima Komando Armada Kawasan Barat (Pangkoarmabar) Laksamana Muda TNI Siwi Sukma Adji, yang digantikan Laksamana Muda TNI Aan Kurnia.
Kedua, Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil), yang sebelumnya dijabat Laksamana Muda TNI Aan Kurnia, digantikan Laksamana Pertama TNI l G Putu Wijamahaadi.
Rotasi jabatan itu ditandai dengan upacara militer yang berlangsung di lapangan dermaga Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta Utara. Acara ini dipimpin langsung Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi.
"Merupakan aktualisasi regenerasi kepemimpinan dan ini menjadi tumpuan bagi TNI AL untuk mewujudkan kekuatan maritim, sebagai poros maritim Indonesia," ujar Ade Supandi di Kolinlamil Tanjung Priok, Jumat (19/8/3016).
Komando Armada Kawasan Barat (Koarmabar) merupakan komando utama operasi dan komando utama pembinaan. Komando utama (Kotama) operasi ini bertugas menyelenggarakan operasi intelijen maritim, yang bertujuan mendukung pelaksanaan operasi laut, dan menyelenggarakan operasi tempur laut dalam rangka operasi militer perang (OMP), untuk operasi gabungan dan mandiri.
Selain itu, Koarmabar juga menyelenggarakan operasi militer selain perang (OMSP) dan operasi laut sehari-hari maupun operasi keamanan laut di kawasan barat, sesuai kebijakan Panglima TNI. Sebagai Kotama Operasi Panglima, Pangarmabar berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Panglima TNl.
Sedangkan sebagai Kotama Pembinaan, Koarmabar bertugas melaksanakan pembinaan kemampuan dan kesiapan kekuatan Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT), yang meliputi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), Pesawat Udara, Pangkalan dan Marinir.
Tugas lain melaksanakan pembinaan kemampuan peperangan laut, membina kemampuan operasi untuk melaksanakan OMP dan OMSP, dalam rangka pengendalian laut serta proyeksi kekuatan ke darat lewat laut, dalam rangka penegakan kedaulatan dan hukum di laut sesuai kebijakan Panglima TNI.
Mereka juga turut serta membina potensi maritim menjadi kekuatan pertahanan dan keamanan negara di laut. Sebagai Kotama Pembinaan, Pangarmabar berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal).
"Perairan Indonesia wilayah barat merupakan perairan yang sangat penting. Pasalnya, jalur tersebut merupakan jalur pelayaran internasional, rute pelayaran penting bagi pergerakan energi, barang, dan jasa di antara Benua Asia dan Benua Eropa," ujar Dispen Kolinlamil Letkol Laut Bazisokhi Gea di Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (19/8/2016).
"Merupakan jalur pelayaran pendekat antara dua Benua Asia dan Benua Australia, baik kapal niaga maupun kapal perang, sehingga membuat area ini menjadi tanggung jawab Koarmabar," sambung dia.
Bazisokhi menjelaskan, Koarmabar mempunyai tugas dan tanggung jawab menjaga keamanan kawasan perairan laut meliputi 2 juta kilometer persegi wilayah pantai dan 1,3 juta kilometer persegi perairan yurisdiksi nasional.
Wilayah itu, lanjut Bazisokhi, membentang dari perairan Sabang ke selatan hingga pantai selatan Jawa, serta ke timur Selat Malaka hingga Laut Natuna dan sebagian Laut Jawa.
Advertisement
Tugas Kolinlamil
Sementara, menurut dia, Kolinlamil sebagai Komando Utama Pembinaan dan Operasional berkedudukan langsung di bawah Kasal. Dalam bidang operasional, Kolinlamil berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI.
Dalam tugas pokoknya, lanjut Bazisokhi, Kolinlamil berkewajiban membina kemampuan sistem Angkutan Laut Militer (Anglamil), membina potensi Angkutan Laut Nasional (Anglanas) untuk kepentingan pertahanan negara.
Termasuk, melaksanakan angkutan laut TNI dan Polri, yang meliputi personel, peralatan, dan perbekalan. Baik yang bersifat administratif maupun taktis strategis, serta melaksanakan bantuan angkutan laut dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
"Kolinlamil sesuai fungsi dan tugasnya melaksanakan pergeseran kekuatan militer, baik pasukan maupun logistik melalui laut di seluruh perairan Nusantara," kata Bazisokhi.
"Kegiatan lintas laut oleh unsur-unsur Kolinlamil maupun unsur-unsur yang di Bawah Kendali Operasi (BKO) Kolinlamil, dapat dilaksanakan secara individu maupun dalam formasi baik pada saat damai maupun masa perang," sambung dia.
Bazisokhi mengatakan, pergeseran pasukan maupun logistik dapat dilakukan dari suatu pangkalan Angkatan Laut, pelabuhan umum, pantai ke pangkalan Angkatan Laut atau ke pelabuhan umum dan pantai lainnya.
Kolinlamil juga, lanjut Bazisokhi, bertugas mengkoordinasikan dan menyusun rencana serta program angkutan laut, untuk seluruh jajaran TNl dan Polri.
"Sebagai Kotama pengemban tugas operasional, pada saat ini Kolinlamil mengoperasikan beberapa Kapal KRl dari berbagai jenis, antara lain Angkut Tank (AT), Bantu Umum (BU), Bantu Angkut Personel (BAP) dan Landing Platform Dock (LPD)," kata Bazisokhi.
Saat ini, kata Bazisokhi, KRI Kolinlamil di bawah binaan Satlinlamil Surabaya yaitu KRl Teluk Ratai-509, KRI Teluk Bone-511, KRI Teluk Parigi-539, KRl Teluk Lampung-540, KRl Tanjung Fatagar-974, dan KRl Banjarmasin-592.
Sedangkan, KRI di bawah binaan Satlinlamil Jakarta terdiri dari KRl Tanjung Kambani-971, KRl Tanjung Nusanive-973, KRl Teluk Amboina-503, KRI Teluk Manado-573, KRI Teluk Hading-538, KRI Mentawai959, dan KRl Banda Aceh 593.