Liputan6.com, Jakarta - Empat emiten rokok telah menyampaikan kinerja semester I 2016. Dari empat emiten rokok, dua di antara nya mencatatkan kinerja positif.
PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), salah satu emiten rokok yang mencatatkan pertumbuhan laba paling besar. Pertama, PT HM Sampoerna Tbk mencatatkan laba naik 22,67 persen menjadi Rp 6,14 triliun pada semester I 2016 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,01 triliun.
Akan tetapi, pendapatan naik tipis 8,21 persen menjadi Rp 47,33 triliun hingga semester I 2016 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 43,74 triliun. Kinerja keuangan positif itu didukung penghasilan keuangan naik menjadi Rp 445,97 miliar pada semester I 2016 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 25,32 miliar.
Kedua, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) membukukan laba naik 19,43 persen menjadi Rp 2,86 triliun pada semester I 2016 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,4 triliun. Pendapatan naik 11,24 persen menjadi Rp 36,96 triliun. Kinerja itu ditopang dari pendapatan lainnya naik menjadi Rp 130,12 miliar.
Baca Juga
Advertisement
Ketiga, PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) mencatatkan laba naik tipis 5,41 persen menjadi Rp 60,69 miliar hingga semester I 2016 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 57,58 miliar. Pendapatan naik 2,65 persen menjadi Rp 902,64 miliar. Peseroan mencatatkan pendapatan bunga naik menjadi Rp 1,21 miliar. Ditambah laba penjualan aset tetap sebesar Rp 2,18 miliar hingga semester pertama 2016.
Keempat, PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA) membukukan rugi turun tipis menjadi Rp 675,94 miliar hingga semester I 2016 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 740,99 miliar. Pendapatan naik 23,21 persen menjadi Rp 9,64 triliun.
Rekomendasi Saham
Rekomendasi Saham
Dalam riset PT Samuel Sekuritas pada 5 Agustus 2016, Analis PT Samuel Sekuritas Akhmad Nurcahyadi menuturkan kinerja keuangan PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk masih sesuai proyeksinya.
Ia menuturkan, PT HM Sampoerna Tbk meski terjadi penurunan volume namun masih mencatatkan pendapatan naik 8,2 persen didorong kenaikan average sale price (ASP) sebesar 10,8 persen year on year (YoY).
Namun volume penjualan perseroan turun 3,1 persen YoY sedangkan industri naik tipis 0,3 persen YoY. Sedangkan secara kuartalan, pertumbuhan volume penjualan naik 3,3 persen YoY. "Kenaikan inventory para ritel jelang Ramadan dan Idul Fitri," kata dia.
Akhmad menilai, pangsa pasar HM Sampoerna cenderung stagnan lantaran pangsa pasar A-Mild menjadi 14,2 persen pada kuartal II 2016 dari posisi kuartal II 2015.
Sedangkan kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk, Akhmad menilai terjadi penurunan pada kuartal II 2016 akibat kenaikan biaya penjualan. "PT Gudang Garam Tbk mencatat kinerja laba kuartal II negatif 30,56 persen kuartal per kuartal sebagai akibat kenaikan beban pokok penjualan 10,71 persen," ujar dia.
Ia menuturkan, kenaikan itu didorong dari porsi beban pita cukai, pajak pertambahan nilai (PPN), dan pajak rokok pada COGS sebesar 10,93 persen secara kuartal per kuartal.
Akhmad pun optimistis kinerja PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk masih positif pada 2016 di tengah sejumlah risiko. Ia menyebutkan, risiko yang dihadapi antara lain percepatan kenaikan, tarif impor cukai tembakau, dan meningkatnya persaingan pasar sigaret kretek mesin (SKM).
Akhmad pun merekomendasikan pertahankan hold untuk PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dengan target harga saham Rp 4.390 per saham. "Hal itu merefleksikan 43,1 kali untuk price earning 2016 dan 14,5 kali price book value," kata dia, kata dia.
Sedangkan Akhmad merekomendasikan beli untuk saham PT Gudang Garam Tbk dengan target harga saham Rp 77.150 per saham. "Target harga saham itu merefleksikan price earning 22,68 kali dan price book value 3,45 kali pada 2016," kata dia.
Pada perdagangan saham Kamis 18 Agustus 2016, saham PT Gudang Garam Tbk berada di kisaran Rp 67.500 per saham dan saham PT HM Sampoerna Tbk stagnan di kisaran Rp 4.070 per saham. (Ahm/Ndw)
Advertisement