Liputan6.com, New York - Dimulai sejak ribuan tahun lalu, tepatnya pada masa Yunani Kuno, Olimpiade memiliki sejarah yang panjang. Mulai dari perkembangan cabang olahraga hingga deretan atlet-atlet berprestasi.
Cabang olahraga yang dipertandingkan pada masa itu memang belum sebanyak sekarang. Namun perkara ketenaran atlet tak ubahnya seperti yang dialami sejumlah olahragawan saat ini.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari History Buff pada Sabtu (20/8/2016) setidaknya ada lima atlet yang namanya berkibar layaknya Michael Phelps atau Gabby Douglas.
1. Leonidas dari Rhodes
Leonidas yang dimaksud kali ini bukanlah raja Spartan yang berkuasa pada 300 M, melainkan seorang pelari yang sangat terkenal pada masa lampau.
Eusebius mencatat bahwa sang pelari memenangkan tiga jenis lomba berkaki dalam empat Olimpiade berturut-turut, sehingga ia dijuluki "orang pertama dan satu-satunya yang memenangkan 12 mahkota Olimpiade secara empat kali berturut-turut."
Pausanias menyebutkan, "Yang paling terkenal adalah Leonidas dari Rhodes. Ia menjaga kecepatannya secara prima dalam empat Olimpiade, dan meraih 12 kemenangan dari berlari."
Sebagai catatan, Michael Phelps baru saja memecahkan rekor Leonidas melalui perolehan 13 medali Olimpiade.
2. Milo dari Croton
Pegulat dari Abad ke-6 SM ini benar-benar seorang yang perkasa. Ia sangat kuat, sekaligus menjadi seorang pahlawan perang. Ia memenangkan 6 kejuaraan gulat olimpiade dan dikabarkan menggendong anak sapi di bahunya untuk melatih kekuatan hingga anak sapi itu menjadi dewasa.
Ahli sejarah Pausanias menyebutkan bahwa Milo tidak bisa dianggap remeh. Pausinas melaporkan bahwa Milo bisa mengikat pita pada kepalanya, lalu mengencangkan otot-otot tubuhnya sedemikian keras hingga ikat kepalanya putus.
Untuk menjaga fisiknya yang berotot, Milo mengkonsumsi ribuan kalori. Makanannya legendaris, yaitu 10 kg daging, 10 kg roti, dan 10 liter wine setiap hari, demikian menurut kisahnya.
Pada suatu kesempatan lain, ia menggendong seekor sapi dewasa keliling gelanggang Olimpiade, membunuhnya, dan memakannya sekaligus. Kisah ini mungkin saja dilebih-lebihkan, tapi ia memang seorang yang bertubuh besar.
Dari Cynisca hingga Bilistiche
3. Cynisca dari Sparta
Keturunan kaum ningrat Sparta ini lahir pada Abad ke-5 SM. Ahli sejarah Pausanias menjelaskan Cynisca sebagai "sangat ambisius untuk berhasil dalam pertandingan-pertandingan Olimpiade, dan menjadi wanita pertama yang menjadi pembiak kuda, lalu menang Olimpiade."
Wanita itu meraih dua kemenangan berturutan untuk lomba kereta kuda empat babak. Kemenangannya termasuk melawan arus, karena pada saat itu, kaum wanita dilarang ikut serta dalam upacara Olimpiade, apalagi ikut bertanding.
Lalu bagaimana ia bisa turut serta? Tidak heran, karena ia berasal dari keluarga ningrat yang berpengaruh. Ada dugaan, saudara lelakinya yang menjadi raja saat itu, memaksanya ikut lomba. Mungkin untuk memamerkan kekayaan yang dipakainya untuk mengembangbiakkan kuda.
Pandangan lain mengatakan bahwa kesertaan Cynisca merupakan cara menghina Alcibiades, musuh abadi Sparta yang dulunya mendominasi lomba kereta kuda.
Alcibiades mengkhianati kaum Sparta sewaktu meniduri mantan istri raja. Dengan demikian, kemenangan Cynisca seperti menyentil rasa kelelakian Alcibiades.
4. Cratinus dari Aegeira
Cratinus adalah seorang atlet yang berbakat dan juga paling menawan pada zamannya. Pausanias menuliskan bahwa ia "adalah pria paling tampan pada masanya dan pegulat paling terlatih."
Ia memenangkan pertandingan gulat untuk kategori remaja dan diizinkan mendirikan patung pelatihnya. Hal ini tidak lazim pada masa itu karena biasanya hanya para atletlah yang diabadikan dalam bentuk patung di gunung Olimpia.
5. Bilistiche
Bilistiche juga melawan arus saat itu, setelah kesertaan Cynisca. Pausanias melaporkan Bilistiche adalah "seorang wanita dari tepi laut Makedonia yang jago berlomba kereta yang ditarik anak kuda, bukan kuda dewasa. Hal itu merupakan olah raga jenis baru dan Bilistiche jelas mendominasi dalam dua jenis, yaitu lomba dengan tarikan dua kuda dan tarikan empat kuda.”
Ketenarannya tidak berhenti di sana. Ditengarai ia adalah salah satu wanita simpanan Ptolemy II Philadelphus, yaitu firaun Ptolemaik ke dua di Mesir.
Plutarch menyebut wanita itu, "pelacur barbar yang dibeli di pasar". Jadi, kekasihnya yang ningrat itulah yang menjadikannya seorang dewi, mendirikan kuil-kuil pemujaan Venus dengan tambahan ukiran nama Bilistiche."
Bahkan ada dugaan Bilistiche mendapatkan sejumlah anak kuda sebagai hadiah dari Ptolemy.
Advertisement