Liputan6.com, Jakarta - Ketua Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf, menemui Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian di Mabes Polri, Jakarta, Selasa 16 Agustus lalu. Kedatangan Yusuf berkaitan dengan testimoni terpidana mati Freddy Budiman yang disebar Koordinator Kontras Haris Azhar.
Diduga pertemuan tersebut untuk membahas temuan PPATK bahwa ada aliran dana mencurigakan sebesar Rp 3,6 triliun milik Freddy Budiman. Terkait hal itu, Kapolri Tito Karnavian masih enggan angkat bicara.
Advertisement
"Saya tidak boleh bicara, ini rahasia," ucap Tito di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (19/8/2016).
Namun, saat ditegaskan kembali apakah dia sudah melihat atau memegang laporan PPATK soal aliran dana Freddy Budiman, Tito hanya menjawab, "sudah ada, tapi tidak ada kaitannya."
Sebelumnya, berkaitan dengan temuan PPATK yang mengendus uang senilai Rp 3,6 triliun tersebut, diduga terkait peredaran gelap narkotika. Kepala BNN Komjen Budi Waseso sebelumnya membenarkan, ada nama Freddy Budiman.
"Memang ada nama Freddy Budiman di sana," ungkap pria yang akrab disapa Buwas itu, pada Jumat 22 April 2016.
Diduga uang tersebut dialirkan ke beberapa pihak. Namun, Buwas masih enggan menyebutkan nama bandar narkoba yang terkait transaksi haram itu. "Yang sisanya masih sedang kita dalami," kata Buwas.
Dia juga menegaskan aliran dana tersebut merupakan jaringan kelas atas. "Itu jaringan kelas atas. Ada di beberapa lapas (di Indonesia)," ujar Buwas.