Presiden Jokowi: Nias Punya Potensi Pariwisata dan Perikanan

Jokowi menyatakan kalau kepulauan Nias fokus pada dua potensi tersebut maka pertumbuhan ekonomi Nias naik tajam.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Agu 2016, 17:17 WIB
Presiden Joko Widodo

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kunjungan kerjanya ke Kepulauan Nias, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melihat langsung potensi dari daerah tersebut yang dapat ditingkatkan ke depannya.

Oleh karenanya, saat berbicara di hadapan pemerintah daerah, masyarakat, dan tokoh adat setempat di Pendopo Kabupaten Nias, Sumatera Utara, Jumat 19 Agustus 2016, Presiden menitipkan pesan kepada pemerintah daerah setempat agar fokus terhadap pengembangan potensi pariwisata tersebut.

"Saya lihat dari atas pas turun, potensi terbesar ada dua menurut saya. Pertama, pariwisata. Kedua, perikanan. Dua ini kita harus fokus," tegas Jokowi.

Jokowi yang hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo meyakini, bila Kepulauan Nias ini fokus pada dua potensi tersebut, pertumbuhan ekonomi daerah tersebut akan meningkat dengan tajam. Jokowi pun meminta pembangunan industri cold storage perikanan untuk dapat dimulai.

"Tapi sekali lagi, faktor keamanan sangat diperlukan. Faktor keterbukaan menerima investasi juga diperlukan. Faktor dalam menerima wisatawan juga harus terus disampaikan ke masyarakat," ujar dia.

Terkait dengan potensi wisata dan kaitannya dengan infrastruktur jalan di daerah tersebut, Presiden menyatakan bahwa saat ini sudah tidak ada masalah yang berarti. "Tadi saya lihat di beberapa ruas jalan, di sini insya Allah tidak ada masalah," ujar Jokowi.


Perbaikan Infrastruktur

Perbaikan Infrastruktur Penunjang Pariwisata Nias

Kehadiran Presiden Joko Widodo di Kepulauan Nias tidak disia-siakan oleh pemerintah daerah setempat. Ketika menginjakkan kakinya di Nias, Jokowi langsung mendapatkan laporan mengenai segala permasalahan yang ada di daerah tersebut.

"Tadi siang begitu menginjakkan kaki saya di Pulau Nias ini yang saya dengar adalah masalah-masalah,‎ langsung dari Pak Bupati dan Pak Walikota," ungkap Presiden.

Kepada Presiden Joko Widodo, pemerintah daerah setempat mengeluhkan kekurangan listrik sebanyak 23 megawatt. Untuk diketahui, saat ini pasokan listrik yang tersedia di Kabupaten Nias ialah sebesar 27 megawatt. Adapun berdasarkan perhitungan, Kepulauan Nias setidaknya membutuhkan 50 megawatt agar daerah tersebut tidak mengalami kekurangan listrik.

"Saya jawab langsung tadi. Saya tambah 25 megawatt. Yang sekarang ada 27, saya tambah 25 megawatt. Selesai nanti bulan Oktober," tutur Jokowi.

Ternyata, persoalan kekurangan listrik di Kepulauan Nias tak berhenti sampai di situ. Rupanya, pemerintah daerah setempat telah memperhitungkan kebutuhan listrik daerah apabila proyek pariwisata daerah tersebut berhasil berkembang.

"Kalau pariwisata di sini berkembang, masih kurang 25 megawatt," kata Jokowi menirukan laporan yang diterimanya tersebut.

Jokowi pun akhirnya menyanggupi untuk menambahkan sebesar 25 megawatt lagi pada akhir 2017. Jadi total jumlah pasokan listrik yang akan dibangun pemerintah di Kabupaten Nias hingga akhir 2017 ialah sebesar 50 megawatt.

Namun demikian, Jokowi meminta pemerintah daerah setempat untuk juga berusaha mendatangkan investor yang mampu memajukan pariwisata daerah tersebut.

"Datangkan investor yang berkaitan dengan pariwisata, hotel-hotel, semua harus segera masuk. Tapi Pak Bupati dan gubernur memang rajin, waktu saya bicara ternyata sudah disiapkan," ungkap dia.

Selain persoalan pasokan listrik, keluhan soal infrastruktur bandara juga disampaikan kepada Jokowi. Runway bandara yang tidak mendukung kehadiran pesawat-pesawat besar merupakan ganjalan bagi daerah setempat untuk mengembangkan potensi pariwisatanya.

"Di sini runway bandaranya kurang panjang. Yang bisa terbang ke Nias hanya ATR, pesawat yang agak besar tidak bisa. Minta ditambah panjangnya. Ya, saya sanggupi," ucap dia.

Pada tahap pertama, pemerintah akan menambahkan panjang runway Bandara Binaka sepanjang 2.200 meter. Kemudian, pada tahap berikutnya, pemerintah menyanggupi untuk kembali menambahkannya sepanjang 2.800 meter.

"Ditambah jadi 2.200 di tahap pertama. Itu yang bomber sudah bisa masuk. Tahun depannya saya tambah 2.800. Berarti semua pesawat sudah bisa turun," kata Jokowi.

Tampak hadir mendampingi Presiden Jokowi dan Ibu Iriana, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri BUMN Rini Soemarno, Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi. Hadir pula Bupati Nias Sokhiatuto Laoly, Walikota Gunungsitoli Lakhomi Zaro Zebua, Bupati Nias Utara M Ingati Nazara, Bupati Nias Barat Faduhusi Daili, dan Bupati Nias Selatan Hilarius Duha.

Sebelum menyampaikan sambutan, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana mengikuti acara prosesi penyerahan Baju Kebesaran Nias. (Ahm/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya