Liputan6.com, Bengkulu - Sesosok wanita mengenakan baju putih dengan rambut panjang terurai mirip dengan perempuan bule sering menampakkan diri di kawasan Jalan Gedung Kolam, Kota Bengkulu.
Warga yang melintas di depan Gedung SD Negeri 1 yang dulunya merupakan sekolah peninggalan Inggris itu kerap melihat penampakan hantu selepas tengah malam. Mereka tentu saja menjadi ketakutan dan lebih memilih putar arah atau mencari jalan lain ketimbang harus melewati lokasi tersebut.
Safrudin (56) warga sekitar mengatakan, sosok hantu perempuan itu muncul di sela-sela pohon kina dan pohon asam jawa yang sudah tertutup beringin putih. Meskipun samar samar, sosok menakutkan itu jelas jika dilihat dalam jarak lima meter dari jalan raya.
"Ada bau wangi bunga melati yang menyebar saat sosok perempuan bule itu muncul," ucap Syafrudin di Bengkulu, Jumat (19/8/2016).
Baca Juga
Advertisement
Pohon kina dan asam yang berjejer enam pohon itu diduga sudah berumur ratusan tahun. Selain berdiameter mencapai dua meter, sekeliling pohon sudah tertutup akar beringin putih.
Menurut warga, pohon itu sengaja ditanam oleh pembesar Inggris saat menduduki Bengkulu pada awal abad 18. Sebab lokasinya berada di antara kediaman Gubernur Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles, Gereja Santo Yohanes, Tugu Thomas Parr, dan kantor pos lama milik Inggris.
Kemunculan hantu perempuan ini sempat mereda beberapa tahun lalu. Namun akhir-akhir ini kembali menampakkan diri, diduga karena dilakukan pemangkasan pada dua pohon dan pembakaran sampah di bawah salah satu pohon yang tepat berada di persimpangan jalan.
Ita Warni, pemilik warung makan tepat di bawah pohon besar itu mengaku tidak berani membuka warung hingga malam. Sebab pernah suatu hari, dia merasa diikuti oleh makhluk gaib hingga ke rumahnya yang berjarak 500 meter dari warung.
"Pohon yang dibakar itu sekarang sudah hampir roboh dan mengancam warung saya. Sebaiknya ditebang saja, tetapi harus dilakukan ritual usir hantu terlebih dahulu, jangan sampai kami yang jadi tumbalnya," warga Kota Bengkulu itu menandaskan.