Liputan6.com, Jakarta Keragaman budaya di Indonesia salah satunya dimanifestasikan dalam bentuk kain. Namun, supaya tidak tenggelam dalam kemajuan zaman, kain tradisional perlu dikemas dalam busana kekinian agar tetap diminati.
Salah satu upaya untuk memperbesar minat terhadap kain Indonesia adalah menggaet para desainer berbakat untuk menciptakan karya-karya dari sana. Festival Fashion Kain Nusantara bagian dari FIMELAFest menghadirkan karya-karya desainer-desainer berbakat Indonesia dengan kain tradisional Indonesia.
Advertisement
Sebut saja nama Mel Ahyar, Nina Nikicio, Stella Rissa, Didiet Maulana, dan Barli Asmara. Para desainer pun mengaku senang dapat memanfaatkan kain Indonesia yang unik dan indah ke dalam karya mereka.
Bagi Didiet Maulana, kain tradisional sudah menjadi ruh dari karyanya. Maklum saja, Didiet sudah terbiasa menggunakan tenun ikat untuk koleksinya dalam IKAT Indonesia. Meski nama IKAT identik dengan kain tenun ikat, tetapi Didiet mengartikannya sebagai hal yang mengikatnya untuk terus berkarya dengan kain tradisional.
Koleksinya untuk Festival Fashion Kain Indonesia sendiri terdiri dari kain lurik dan tenun. Terinspirasi dari perjalanannya ke Tanah Toraja, ia mengemas 30 look dari koleksinya dalam tema Fragmen.
"Saya akan bermain dengan corak geometris, ditampilkan dengan beberapa material seperti katun, lurik, dan linen untuk memberikan aksen modern dan kenyamanan untuk koleksi baju siap pakai," kata Didiet, di Jakarta, Jumat (19/8/2016).
Didiet pun dengan berani mengombinasikan motif dalam busana rancangannya. Seperti motif garis pada lurik dikombinasikan dengan tenun bermotif tie-dye. "Ini sesuatu yang beda dari biasanya, kan?" ujarnya.
Barli Asmara Eksplorasi Hal Baru
Bagi desainer yang jarang bahkan belum pernah menggunakan kain tradisional Indonesia ke dalam rancangannya, maka hal ini menjadi menantang. Misalnya Barli Asmara yang mengaku mengeksplorasi hal baru dengan menggunakan kain tradisional.
Berkolaborasi dengan Nitieq Batik, Barli menciptakan koleksi dengan kain batik dari pengrajin di Yogyakarta. Bekerja dengan para pengrajin batik memberikan Barli kesempatan untuk belajar soal kain tradisional. Ia juga terkagum dengan kemampuan para pembatik membuat motif.
Sementara itu, desainer lainnya juga tak kalah apik menciptakan karya dari kain tradisional Indonesia, seperti Stella Rissa dengan kain tenun bulu Garut, Jenahara dengan tenun ikat dari Dewandaru, Mazuki dengan songket Padang dari Cita Tenun Indonesia, Rinda Salmun dengan kain tenun dari Batik Concept, Mel Ahyar dengan kain tenun dari Rumah Tenun Palembang, Jii Gloria Agatha dengan kain tenun Badui dari Cita Tenun Indonesia, dan Restu Anggraini dengan batik indigo dari Galeri Batik Jawa.
FIMELAFest mengusung slogan #Love4Indonesia dan tema #WajahBaruIndonesia berlangsung di Gandaria City, 17-21 Agustus 2016. Selain fashion show, ada pula kegiatan lain seperti pencarian bakat dan kompetisi lainnya.
Advertisement