Gempa Guguran Dominasi Aktivitas Vulkanik Gunung Soputan

Masyarakat dan pengunjung diminta tidak beraktivitas dalam radius 1,5 kilometer dari puncak Gunung Soputan.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Agu 2016, 03:21 WIB
Gunung Soputan memuntahkan abu ke udara selama letusan dilihat dari desa Silian, Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara (5/1/2016). (ADI DWI SATRYA/AFP)

Liputan6.com, Tomohon - Gempa guguran masih mendominasi aktivitas vulkanik Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara dan Minahasa Selatan, Sulawesi Utara (Sulut) pada Jumat 19 Agustus lalu.

"Tingkat aktivitas Gunung Soputan saat ini adalah waspada level II," kata pengamat Asep Saefuloh di Tomohon, Sulut seperti dikutip Antara, Sabtu (20/8/2016).

Dia menambahkan, kegempaan yang terekam pada periode tersebut yaitu satu kali tektonik jauh amplitudo amax 11 milimeter dengan durasi 135 detik, selanjutnya dua kali tektonik lokal amax 60 mm selama 65-78 detik.

Terekam pula satu kali gempa embusan amax 46 milimeter selama 20 detik serta 29 kali guguran amax 4-60 milimeter selama 10-110 detik.

"Secara visual Gunung Soputan tampak jelas dan teramati asap kawah putih tipis diperkirakan setinggi 25 meter," ujar Asep.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, kata dia, merekomendasikan masyarakat dan pengunjung agar tidak beraktivitas di dalam radius 1,5 kilometer dari puncak dan di dalam wilayah sektor arah barat-barat daya sejauh 2,5 kilometer.

Pada Januari dan Februari tahun 2016, salah satu gunung api aktif di Sulut selain Gunung Lokon (Kota Tomohon), Gunung Karangetang (Kabupaten Kepulauan Sitaro) dan Gunung Awu (Kabupaten Kepulauan Sangihe) ini meletus.

Meski begitu, warga tidak diungsikan karena jarak antara pusat letusan dengan permukiman penduduk diperkirakan mencapai delapan kilometer, sementara warga hanya diinstruksikan tidak memasuki radius bahaya sejauh 6,5 kilometer.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya